Kitab Jihad

كتاب الجهاد

Bab : Kewajiban Jihad

Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW (ﷺ) ditanya, “Perbuatan mana yang lebih baik?” Dia (ﷺ) menjawab, “Iman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Dia (ﷺ) ditanya, “Apa selanjutnya?” Dia (ﷺ) menjawab, “Jihad (pertempuran suci) di jalan Allah.” Kemudian dia ditanya: “Apakah yang terjadi setelah itu (dalam kebaikan)?” Dia (ﷺ) menjawab, “Haji Mabrur (yang diterima oleh Allah).” (Al-Bukhari dan Muslim)

Ibnu Mas'ud -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Saya bertanya kepada Rasulullah (ﷺ): “Tindakan mana yang paling disayangi Allah?” Beliau (ﷺ) menjawab, “Melakukan shalat (shalat) pada waktu yang paling awal.” Saya bertanya, “Apa yang selanjutnya (dalam kebaikan)?” Dia (ﷺ) berkata, “Kebaikan terhadap orang tua.” Saya bertanya, “Apa yang selanjutnya (dalam kebaikan)?” Dia (ﷺ) berkata, “Untuk berpartisipasi dalam jihad di jalan Allah.” (Al-Bukhari dan Muslim).

Abu Dharr -raḍiyallāhu 'anhu-

Rasulullah SAW (ﷺ) ditanya: “Perbuatan mana yang lebih baik?” Dia (ﷺ) menjawab, “Iman kepada Allah dan Jihad (berperang, perjuangan) di jalan Allah.” (Al-Bukhari dan Muslim)

Anas -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya! ﷺ Berangkat di pagi atau sore hari untuk berperang di jalan Allah lebih baik daripada dunia dan apa yang terkandung di dalamnya. (Al-Bukhari dan Muslim)

Abu Sa'id Al-Khudri -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Seorang pria datang kepada Rasulullah (ﷺ) dan berkata, “Siapakah yang terbaik di antara manusia?” Dia (ﷺ) menjawab, “Seorang mukmin yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan nyawanya.” Pria itu bertanya lagi, “Siapakah di sebelahnya (yang terbaik)?” Dia (ﷺ) berkata, “Di sebelahnya ada seorang pria yang menyembah Rubb-nya di lembah gunung, membuat orang-orang aman dari kerusakannya.” (Al-Bukhari dan Muslim).

Sahl bin Sa'd -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Mengamati Ribat (misalnya, menjaga perbatasan Islam demi Allah) untuk satu hari jauh lebih baik daripada dunia dan semua yang dikandungnya. Tempat di Jannah sekecil cambuk kudamu jauh lebih baik daripada dunia dan semua yang dikandungnya. Pertempuran di jalan Allah di malam hari atau pagi hari jauh lebih baik daripada dunia dan segala yang ada di dalamnya. (Al-Bukhari dan Muslim).

Salman -raḍiyallāhu 'anhu-

Saya mendengar Rasulullah (ﷺ) berkata, “Menjaga Ribat di jalan Allah selama sehari dan satu malam jauh lebih baik daripada berpuasa selama sebulan penuh dan berdiri dalam shalat sepanjang malam. Jika seseorang meninggal (saat melakukan tugas ini), dia akan terus menerima pahala atas perbuatannya selamanya, dan dia akan diselamatkan dari al-Fattan.” [Muslim].

Fadalah bin 'Ubaid -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Setiap orang mati terhenti dengan kematiannya kecuali orang yang berada di perbatasan dengan jalan Allah (yaitu, mengamati Ribat). Perbuatan orang itu akan terus bertambah baginya sampai hari kiamat, dan dia akan aman dari cobaan di dalam kubur.” [Abu Dawud dan At-Tirmidhi].

'Utsman -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Saya mendengar Rasulullah (ﷺ) berkata: “Menghabiskan satu hari di perbatasan di jalan Allah lebih baik daripada seribu hari di tempat lain.” [At-Tirmidhi].

Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW bersabda, “Allah menjamin bahwa barangsiapa yang pergi berperang di jalan-Nya dengan percaya kepada-Nya dan menegaskan kebenaran Rasul-Nya, akan dimasukkan ke surga atau akan dibawa kembali ke rumahnya (dengan selamat) dari tempat dia berangkat, dengan pahala atau bagian jarahan apa pun yang dia dapatkan. ﷺ Demi Dia yang di tangannya jiwa Muhammad berada, jika seseorang terluka di jalan Allah, dia akan datang pada hari kiamat dengan lukanya dalam kondisi yang sama seperti pada hari ketika dia menerimanya; warnanya adalah warna darah tetapi baunya akan menjadi bau kesturi. Demi Dia yang di tangan-Nya jiwa Muhammad berada, jika tidak terlalu keras bagi umat Islam, aku tidak akan ketinggalan dari setiap ekspedisi untuk berperang di jalan Allah, tetapi aku tidak memiliki sarana yang melimpah untuk menyediakan (kuda) untuk membawa mereka (kuda) dan semua Muslim lainnya memilikinya, dan akan sulit bagi mereka untuk tetap tinggal di belakang ketika aku pergi (untuk jihad). Demi Dia yang di tangan-Nya jiwa Muhammad berada, aku suka berperang di jalan Allah dan terbunuh, bertarung lagi dan terbunuh dan berperang lagi dan terbunuh.” [Muslim].

Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang terluka saat berperang di jalan Allah, akan datang pada hari kiamat dengan darah mengalir dari lukanya yang berwarna darah tetapi dengan aroma kesturi.” ﷺ (Al-Bukhari dan Muslim)

Muadh -raḍiyallāhu 'anhu-

Nabi (ﷺ) berkata, “Jannah menjadi petahana bagi seorang Muslim yang berjuang untuk jalan Allah selama waktu antara dua putaran berturut-turut memerah susu unta betina. Barangsiapa menerima luka atau memar di jalan Allah, maka pada hari kiamat akan muncul sesegar mungkin, warnanya akan menjadi warna kunyit dan aromanya adalah kesturi. (At-Tirmidhi dan Abu Dawud)

Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Salah seorang sahabat Nabi datang ke sebuah lembah yang berisi sungai air tawar dan senang karenanya. Dia merenungkan: “Saya ingin menarik diri dari manusia dan menetap di lembah ini, tetapi saya tidak akan melakukannya tanpa izin dari Rasulullah (ﷺ).” Ini disebutkan kepada Rasulullah (ﷺ) dan dia berkata (kepada pria itu), “Jangan lakukan itu, karena jika ada di antara kamu yang tinggal di jalan Allah, itu lebih baik baginya daripada shalat (shalat) di rumahnya selama tujuh puluh tahun. Tidakkah kamu menghendaki agar Allah mengampuni kamu dan memasukkan kamu ke surga? Berperangilah di jalan Allah, karena barangsiapa berperang di jalan Allah selama dua putaran berturut-turut memerah susu unta betina, pasti akan dimasukkan ke dalam surga. [At-Tirmidhi].

Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW (ﷺ) ditanya: “Apa perbuatan baik lain yang bisa setara dengan Jihad di jalan Allah?” Dia (ﷺ) menjawab, “Kamu tidak memiliki kekuatan untuk melakukannya.” (Narator berkata:) Pertanyaan itu diulang dua atau tiga kali, tetapi setiap kali dia (ﷺ) menjawab, “Kamu tidak memiliki kekuatan untuk melakukannya.” Kemudian dia (ﷺ) berkata, “Orang yang berjihad di jalan Allah adalah seperti orang yang menjalankan saum (puasa), berdiri dalam shalat (shalat) terus-menerus, membaca ayat Al-Qur'an dan tidak menunjukkan sikap malu dalam puasa dan shalat sampai peserta jihad di jalan Allah kembali.” (Al-Bukhari dan Muslim).

Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Kehidupan terbaik adalah orang yang memegang kendali kudanya di jalan Allah dan terbang di punggungnya ke tempat-tempat dari mana dia mendengar teriakan perang atau gemerincang senjata, mencari kemartiran atau pembantaian di medan perang; atau orang yang pergi untuk tinggal di puncak bukit atau di lembah, dan di sana dia melakukan shalat (shalat), dan menyembah Rubb-nya sampai kematian menghampirinya. Dia tidak peduli dengan urusan siapa pun kecuali berbuat baik.” [Muslim].

Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW bersabda, “Di surga ada seratus derajat yang telah disediakan Allah bagi orang-orang yang berperang di jalan-Nya, dan jarak antara dua tingkat itu sama dengan jarak antara langit dan bumi.” ﷺ [Al-Bukhari].

Abu Sa'id Al-Khudri -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang berkenan dengan Allah sebagai rubbnya, dengan Islam sebagai agamanya dan dengan Muhammad (ﷺ) sebagai Rasulullah (Allah), tentulah dia berhak masuk surga.” ﷺ Abu Sa'id senang dengan hal ini dan meminta Rasulullah (ﷺ) untuk mengulanginya. Dia (ﷺ) mengulanginya lagi dan kemudian berkata, “Ada juga tindakan lain yang dengannya Allah akan mengangkat posisi seorang budak (yang beriman) di surga ke tingkat seratus derajat lebih tinggi. Dan jarak antara dua tingkat sama dengan jarak antara langit dan bumi.” Dia bertanya kepada Rasulullah (ﷺ) apa itu dan dia (ﷺ) menjawab, “Jihad di jalan Allah; Jihad di jalan Allah.” [Muslim].

Abu Bakr bin Abu Musa al-Ash'ari melaporkan

Saya mendengar ayah saya berkata di hadapan musuh: Rasulullah (ﷺ) berkata, “Pintu gerbang surga berada di bawah naungan pedang.” Seorang pria berpenampilan berbulu bangkit dan berkata, “Wahai Abu Musa! Apakah Anda mendengar Rasulullah (ﷺ) mengatakan itu secara langsung?” Abu Musa menjawab dengan tegas; maka dia kembali kepada teman-temannya dan berkata: “Saya mengucapkan salam perpisahan kepada Anda.” Kemudian dia mematahkan sarung pedangnya dan membuangnya. Dia bergegas menuju musuh dengan pedangnya dan bertarung dengannya sampai dia mati syahid. [Muslim].

Abu 'Abs 'Abdur-Rahman bin Jabr -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan terjadi bahwa kaki yang kotor dengan debu saat melakukan jihad di jalan Allah, tidak akan disentuh oleh api (neraka).” ﷺ [Al-Bukhari].