Keutamaan Madinah
كتاب فضائل المدينة
Bab
Setiap kali Nabi (صلى الله عليه وسلم) kembali dari perjalanan dan mengamati tembok Madinah, dia akan membuat Gunungnya melaju kencang, dan jika dia menunggangi binatang (yaitu kuda), dia akan membuatnya berlari kencang karena cintanya kepada Madinah.
Bab : Ketidaksukaan Nabi (saws) bahwa Al-Madinah harus dikosongkan
(Orang-orang) Bani Salama bermaksud untuk bergeser di dekat masjid (Nabi) tetapi Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) tidak suka melihat Madinah dikosongkan dan berkata, "Wahai orang-orang Bani Salama! Tidakkah Anda berpikir bahwa Anda akan dihargai atas langkah kaki Anda yang Anda ambil menuju masjid?" Jadi, mereka tinggal di tempat lama mereka.
Bab
Nabi (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Ada taman dari taman surga di antara rumahku dan mimbarku, dan mimbarku berada di Danau Sumberku (Al-Kauthar).
Ketika Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) tiba di Madinah, Abu Bakar dan Bilal jatuh sakit. Ketika demam Abu Bakar semakin parah, dia akan melafalkan (ayat puitis ini): "Setiap orang tetap hidup bersama umatnya, namun kematian lebih dekat dengannya daripada tali sepatu-Nya." Dan Bilal, ketika demamnya meninggalkannya, akan melafalkan: "Seandainya aku bisa bermalam di lembah di mana aku akan dikelilingi oleh Idhkhir dan Jalil (jenis rumput yang harum). Suatu hari nanti aku bisa Minum air Majanna, dan Akankah (Dua gunung) Shama dan Tafil muncul kepadaku!" Nabi (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Ya Allah! Kutuklah Syaiba bin Rabi'a dan 'Utba bin Rabi'a dan Umaiya bin Khalaf saat mereka mengusir kami dari tanah kami ke tanah epidemi." Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) kemudian berkata, "Ya Allah! Jadikan kami mencintai Madinah seperti kami mencintai Mekkah atau bahkan lebih dari itu. Ya Allah! Berikanlah berkah di Sa dan Mudd kami (langkah-langkah yang melambangkan makanan) dan jadikan iklim Madinah cocok untuk kami, dan alihkan demamnya ke Aljuhfa." Aisyah menambahkan: Ketika kami mencapai Madinah, itu adalah tanah Allah yang paling tidak sehat, dan lembah Bathan (lembah Madinah) dulu mengalir dengan air berwarna yang tidak murni.
'Umar berkata, ya Allah! Berikanlah aku mati syahid dalam perkara-Mu, dan biarlah kematianku berada di kota Rasul-Mu."