Memohon Allah untuk Hujan (Istisqaa)
كتاب الاستسقاء
Bab : Membaca dengan keras sambil mengucapkan doa Istisqa'
dari pamannya yang berkata, "Nabi (صلى الله عليه وسلم) keluar untuk memohon hujan kepada Allah. Dia menghadap kiblat memohon kepada Allah. Dia membalikkan jubahnya (dari dalam ke luar) dan kemudian mempersembahkan dua rakat dan membaca Al-Qur'an dengan lantang di dalamnya."
Bab : Bagaimana Nabi (saw) membelakangi orang-orang [sambil mempersembahkan Salat (shalat) untuk hujan]
"Saya melihat Nabi (صلى الله عليه وسلم) pada hari ketika dia keluar untuk shalat Istisqa. Dia memunggungi orang-orang dan menghadap kiblat dan meminta hujan kepada Allah. Kemudian dia membalikkan jubahnya ke luar dan memimpin kami dalam shalat dua rakat dan membacakan Al-Qur'an dengan keras di dalamnya."
Bab : Shalat Istisqa terdiri dari dua raka.
"Nabi (صلى الله عليه وسلم) memohon kepada Allah untuk hujan dan shalat dua rakat dan dia meletakkan jubahnya ke luar."
Bab : Untuk mengucapkan shalat Istisqa di Musalla
"Nabi (صلى الله عليه وسلم) pergi ke Musalla untuk mengucapkan shalat Istisqa, menghadap kiblat dan shalat dua rakat dan membalikkan jubahnya ke luar." Diriwayatkan Abu Bakar, "Nabi (صلى الله عليه وسلم) meletakkan sisi kanan jubahnya di sisi kirinya."
Bab : Menghadap kiblat sambil memanjatkan shalat Istisqa
Nabi (صلى الله عليه وسلم) pergi ke Musalla untuk berdoa Istisqa dan ketika dia bermaksud untuk berdoa (Allah) atau mulai berdoa, dia menghadap kiblat dan membalikkan jubahnya ke luar.
Bab : Saat mempersembahkan shalat Istisqa, orang harus mengangkat tangan bersama dengan Imam
Seorang Badui datang kepada Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) pada hari Jumat dan berkata, "Wahai Rasulullah! Ternak, keturunan, dan orang-orang telah binasa." Jadi, Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) mengangkat kedua tangannya memohon kepada Allah (untuk hujan) dan orang-orang juga mengangkat tangan mereka dengan Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) memohon kepada Allah (untuk hujan). Kami belum meninggalkan masjid ketika hujan mulai turun. Hujan turun sampai hari Jumat berikutnya ketika orang yang sama datang kepada Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) dan berkata, "Wahai Rasulullah! Para pelancong terpaksa menunda perjalanan mereka (karena hujan yang berlebihan) dan jalan-jalan meluap."
Narator Anas menambahkan bahwa Nabi (صلى الله عليه وسلم) mengangkat tangannya (selama doa) sedemikian rupa sehingga keputihan ketiaknya terlihat.
Bab : Mengangkat kedua tangan oleh Imam selama Istisqa' sambil memohon kepada Allah untuk hujan
Nabi (صلى الله عليه وسلم) tidak pernah mengangkat tangannya untuk doa apa pun kecuali untuk doa Istisqa' dan dia biasa mengangkatnya sedemikian rupa sehingga keputihan ketiaknya menjadi terlihat. (Catatan: Mungkin Anas tidak melihat Nabi (صلى الله عليه وسلم) mengangkat tangannya, tetapi diriwayatkan bahwa Nabi (صلى الله عليه وسلم) biasa mengangkat tangannya untuk doa selain Istisqa. Lihat Hadis No. 807 & 808 dan juga lihat Hadis No. 612, Vol. 5).
Bab : Apa yang harus dikatakan (atau apa yang harus dikatakan) jika hujan
Setiap kali Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) melihat hujan, dia biasa berkata, "Ya Allah! Biarlah itu menjadi hujan yang kuat dan berbuah."
Bab : Seseorang yang berdiri di tengah hujan sampai air mulai menetes di janggutnya
Pada masa hidup Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) (p.b.u.h) orang-orang menderita satu tahun (kelaparan). Ketika Nabi menyampaikan Khutba (khotbah) di mimbar pada hari Jumat, seorang Badui berdiri dan berkata, "Wahai Rasulullah (صلى الله عليه وسلم)! Ternak sekarat dan keluarga (keturunan) lapar: mohon berdoa kepada Allah untuk memberkati kami dengan hujan." Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) mengangkat kedua tangannya ke arah langit dan pada saat itu tidak ada jejak awan di langit mereka. Kemudian awan mulai berkumpul seperti gunung. Sebelum dia turun dari mimbar, saya melihat air hujan menetes di janggutnya. Hujan turun pada hari itu, keesokan harinya, hari ketiga, hari keempat dan sampai hari Jumat berikutnya, ketika orang Badui yang sama atau orang lain berdiri (selama hari Jumat Khutba) dan berkata, "Wahai Rasulullah (صلى الله عليه وسلم)! Rumah-rumah telah runtuh dan ternak tenggelam. Tolong mohon kepada Allah untuk kami." Maka Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) mengangkat kedua tangannya dan berkata, "Ya Allah! Di sekitar kami dan bukan pada kami." Ke mana pun Nabi (صلى الله عليه وسلم) mengarahkan tangannya, awan-awan itu menyebar dari sana sampai sebuah lubang (di awan) terbentuk di atas Madinah. Lembah Qanat tetap mengalir (dengan air) selama satu bulan dan tidak ada, datang dari luar yang tidak berbicara tentang hujan yang melimpah.
Bab : Jika angin bertiup (apa yang harus dilakukan atau dikatakan?)
Setiap kali angin kencang bertiup, kecemasan muncul di wajah Nabi (takut angin itu bisa menjadi tanda murka Allah).
Bab : "Saya diberikan kemenangan dengan As-Saba"
Nabi (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Aku dianugerahi kemenangan dengan As-Saba dan bangsa 'Ad dihancurkan oleh Ad-Dabur (angin barat).
Bab : Gempa bumi dan tanda-tanda (lainnya) (dari Hari Penghakiman)
Nabi (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Waktu (Hari Akhir) tidak akan ditetapkan sampai pengetahuan (agama) akan diambil (oleh kematian orang-orang terpelajar agama), gempa bumi akan sangat sering, waktu akan berlalu dengan cepat, penderitaan akan muncul, pembunuhan akan meningkat dan uang akan meluap di antara kamu." (Lihat Hadis No. 85 Vol 1).
(Rasulullah) bersabda, "Ya Allah! Berkatilah Syam kami dan Yaman kami." Orang-orang berkata, "Najd kami juga." Nabi kembali bersabda, "Ya Allah! Memberkati Syam dan Yaman kami." Mereka berkata lagi, "Najd kami juga." Mengenai hal itu Nabi (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Akan muncul gempa bumi dan penderitaan, dan dari situ akan keluar sisi kepala Setan."
Bab : "Dan sebaliknya untuk persediaan yang Dia berikan kepadamu, kamu menyangkal"
Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) memimpin shalat subuh di Al-Hudaibiya dan hujan turun malam sebelumnya. Ketika Nabi (saw) selesai shalat dia menghadap orang-orang dan berkata, "Apakah kamu tahu apa yang dikatakan Tuhanmu?" Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu." (Nabi (صلى الله عليه وسلم) bersabda), "Allah berfirman, 'Pada pagi ini beberapa penyembah-Ku tetap menjadi orang-orang mukmin sejati dan beberapa menjadi orang-orang; orang yang mengatakan bahwa hujan telah turun dengan rahmat dan rahmat Allah adalah orang yang beriman kepada-Ku dan tidak percaya kepada bintang, tetapi orang yang mengatakan hujan telah turun karena ini dan itu (bintang) adalah orang kepada-Ku dan beriman kepada bintang.' "
Bab : Kecuali Allah tidak ada yang tahu kapan hujan akan turun
Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) (p.b.u.h) bersabda, "Kunci ilmu ghaib adalah lima yang tidak diketahui oleh siapa pun kecuali Allah . . . tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi besok; tidak ada yang tahu apa yang ada di dalam rahim; tidak ada yang tahu apa yang akan dia peroleh besok; tidak ada yang tahu di mana dia akan mati; dan tidak ada yang tahu kapan hujan akan turun."