Buku Mengunjungi Orang Sakit
كتاب عيادة المريض وتشييع الميت والصلاة عليه وحضور دفنه
Bab : Menginstruksikan keluarga Pasien untuk bersikap baik kepadanya - Menghibur Pasien dan menunjukkan kebaikan kepada seseorang yang Menghadapi Hukuman KematianMenginstruksikan keluarga Pasien untuk bersikap baik kepadanya - Menghibur Pasien dan menunjukkan kebaikan kepada seseorang yang Menghadapi Hukuman Mati
[Muslim].
Bab : Perizinan mengekspresikan perasaan kesakitan pada Penyakit Serius
(Al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah (ﷺ) datang mengunjungi saya ketika saya mengalami sakit parah. Saya berkata: “Saya menderita masalah seperti yang Anda amati. Saya orang kaya dan satu-satunya pewaris saya adalah putri saya.” (Kemudian Sa'd menceritakan seluruh kejadian). (Al-Bukhari dan Muslim)
“Oh, kepalaku.” (Itu menyakitkan karena rasa sakit.) Kemudian Nabi (ﷺ) berkata, “Sebaliknya akulah yang berkata: 'Oh, sakit kepalaku. ' (Kemudian Al-Qasim menceritakan narasi lengkap). [Al-Bukhari].
Bab : Membantu Orang yang Sekarat Mengucapkan 'La Ilaha Illahllah'
[Abu Dawud].
Rasulullah SAW bersabda, “Mintalah orang-orang sekarat kalian untuk membaca: 'La ilaha illallah' (Tidak ada tuhan yang benar selain Allah).” ﷺ [Muslim].
Bab : Permohonan yang harus dibuat segera setelah kematian seseorang
[Muslim].
Bab : Kata-kata yang baik untuk diucapkan di hadapan orang yang sekarat dan keluarganya
[Muslim].
Saya mendengar Rasulullah (ﷺ) berkata, “Ketika seseorang menderita malapetaka dan mengucapkan: 'Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Allahumma ujurni fi musibati, wakhluf li khairan minha (Kami milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali. Ya Allah! Beri balas kepadaku atas kesusahanku, balasilah kerugianku dan berikanlah kepadaku sesuatu yang lebih baik sebagai balasannya), maka sesungguhnya Allah memberi balasan kepadanya dengan pahala dan pengganti yang lebih baik. Umm Salamah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, “Ketika Abu Salamah -raḍiyallāhu 'anhu- meninggal, aku mengulangi permohonan yang sama seperti yang diperintahkan oleh Rasulullah (ﷺ) kepadaku. Maka Allah menganugerahkan kepadaku pengganti yang lebih baik daripada dia (aku menikah dengan Muhammad, Rasulullah (ﷺ)). [Muslim].
Rasulullah SAW bersabda, “Apabila anak laki-laki meninggal, Allah Ta'ala bertanya kepada malaikat-malaikat-Nya, 'Sudahkah kamu mengambil nyawa anak hamba-Ku? 'ﷺ dan mereka menjawab dengan tegas. Dia (SWT) kemudian bertanya, “Sudahkah kamu mengambil buah hatinya?” dan mereka menjawab dengan tegas. Kemudian Dia bertanya, “Apakah yang dikatakan hamba-Ku?” Mereka berkata: “Dia memuji Engkau dan berkata: Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un (Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali).” Allah berfirman: “Bangunlah rumah bagi hamba-Ku di surga dan beri nama itu Baitul-Hamd (Rumah Pujian).” [At-Tirmidhi].
Rasulullah SAW bersabda: “Allah Ta'ala berfirman: “Sesungguhnya aku tidak mempunyai pahala kecuali surga bagi seorang hamba-Ku yang beriman yang sabar dan mengantisipasi pahalan-Ku apabila Aku mengambil hamba favoritnya dari penghuni dunia.” ﷺ [Al-Bukhari].
Seorang putri Nabi (ﷺ) mengirim pesan kepadanya bahwa putranya sedang dalam nafas terakhirnya, dan memintanya untuk datang kepadanya. Rasulullah SAW (ﷺ) mengirim kembali informan itu dengan mengatakan: “Kepunyaan Allah-lah apa yang Dia ambil dan apa yang Dia berikan, dan segala sesuatu memiliki waktu yang terbatas (di dunia ini). Maka mintalah dia untuk sabar, dan harapkanlah pahala dari Allah. (Al-Bukhari dan Muslim)
Bab : Hukum menangis dan meratap atas orang mati
Rasulullah (ﷺ) mengunjungi Sa'd bin 'Ubadah selama sakit. Dia ditemani oleh 'Abdur-Rahman bin 'Auf, Sa'd bin Abu Waqqa dan 'Abdullah bin Mas'ud -raḍiyallāhu 'anhu- Rasulullah (ﷺ) mulai menangis. Ketika teman-temannya melihat ini, air mata mereka juga mulai mengalir. Dia (ﷺ) berkata, “Tidakkah kamu mendengar, Allah tidak menghukum karena meneteskan air mata atau kesedihan hati, melainkan menghukum atau menganugerahkan rahmat atas perkataan ini (dan dia menunjuk lidahnya).” (Al-Bukhari dan Muslim).
Seorang cucu (anak dari anak perempuan) Rasulullah (ﷺ) disajikan kepadanya ketika anak itu sedang dalam nafas terakhirnya. Air mata mulai mengalir dari mata Rasulullah (ﷺ). Sa'd berkata kepadanya: “Apakah ini, wahai Rasulullah?” Dia (ﷺ) berkata, “Itu adalah rahmat yang Allah tempatkan di dalam hati para penolong. Allah memberikan rahmat-Nya kepada orang-orang yang penyayang di antara hamba-hamba-Nya. (Al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah (ﷺ) datang kepada putranya Ibrahim -raḍiyallāhu 'anhu- ketika ia sedang menghembuskan napas terakhir. Mata Rasulullah (ﷺ) mulai meneteskan air mata. 'Abdurrahman bin 'Auf -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, “Wahai Rasulullah, kamu juga menangis?” Dia (ﷺ) berkata, “Wahai Ibnu Auf! Itu adalah belas kasihan.” Kemudian dia mulai menangis dan berkata, “Mata meneteskan air mata dan hati sedih, dan kami tidak akan mengatakan kecuali apa yang menyenangkan hati kami. Wahai Ibrahim! Sesungguhnya kami sangat sedih dengan kepergianmu.” [Al-Bukhari].
Bab : Larangan Mengungkapkan Cacat Fisik Almarhum
[Al-Hakim].
Bab : Partisipasi dalam Doa dan Prosesi Pemakaman dan ketidaksukaan Wanita yang Berpartisipasi dalam Prosesi Pemakaman
(Al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menghadiri pemakaman seorang Muslim yang beriman dan mengharapkan pahala dari Allah dan tetap bersamanya sampai shalat di atasnya dan penguburan selesai, dia akan kembali dengan hadiah dua Qirat; masing-masing Qirat setara dengan Gunung Uhud; dan barangsiapa bersembahyang di atasnya dan kembali sebelum penguburannya, dia akan kembali dengan satu Qirat.” ﷺ [Al-Bukhari].
Kami (kaum wanita) dilarang menemani prosesi pemakaman, tetapi kami tidak dipaksa (untuk tidak melakukannya). (Al-Bukhari dan Muslim)
Bab : Keunggulan Partisipasi dalam Doa Pemakaman dalam Jumlah Besar dan Pembentukan Tiga Baris Atau Lebih
[Muslim].