Kitab Pujian dan Syukur kepada Allah

كتاب حمد الله تعالى وشكره

Bab : Kewajiban Bersyukur

Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Pada Malam Al-Isra (Malam Kenaikan) Nabi (ﷺ) disajikan dengan dua wadah minum: satu penuh anggur dan satu lagi penuh susu. Dia memandang mereka. Kemudian dia mengambil bejana yang penuh dengan susu. Jibril (Jibril) berkata: “Al-Hamdu lillah (puji bagi Allah) yang telah menunjukkanmu kepada apa yang sesuai dengan fitrah (yaitu, sifat murni Islam). Seandainya kamu memilih anggur, tentulah kaummu tersesat.” [Muslim].

Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Setiap hal penting yang tidak dimulai dengan al-Hamdu lillah (puji bagi Allah) tetap cacat.” [Abu Dawud].

Abu Musa al-Ash'ari -raḍiyallāhu 'anhu-

Rasulullah SAW bersabda, “Apabila anak seorang hamba mati, Allah Ta'ala bertanya kepada malaikat-malaikat-Nya, 'Sudahkah kamu mengambil nyawa anak hamba-Ku? 'ﷺ Mereka menjawab dengan afirmatif. Dia kemudian bertanya, “Sudahkah kamu mengambil buah hatinya?” Mereka menjawab dengan afirmatif. Kemudian dia bertanya, “Apakah yang dikatakan hamba-Ku?” Mereka berkata: “Dia telah memuji Engkau dan berkata: Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un (Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya kami akan dikembalikan). Allah berfirman: “Bangunlah rumah bagi hamba-Ku di surga dan beri nama itu sebagai Bait-ul-Hamd (Rumah Pujian).” [At-Tirmidhi].

Anas bin Malik -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Allah senang dengan hamba-Nya yang berkata: 'al-Hamdu lillah (puji bagi Allah) 'ketika dia mengambil sepotong makanan dan minum segelas air.” [Muslim].