Kitab Sunnah
كتاب المقدمة
Bab : Mengagungkan hadits Rasulullah saw dan menindak tegas orang-orang yang menentangnya
“Apabila aku sampaikan sebuah hadits dari Rasulullah ( ﷺ ) kepadamu, maka anggaplah dia sebagai orang yang terbaik, paling benar petunjuknya, dan paling bertaqwa.”
Nabi bersabda, "Aku tidak ingin mendengar dari kalian yang mendengar sebuah hadis yang diriwayatkan dariku, lalu berkata sambil berbaring di bantalnya, 'Bacalah Al-Qur'an (untuk membuktikan hadis ini).' (Di sini Nabi SAW bersabda, "Setiap perkataan yang baik, maka akulah yang mengatakannya." [Bagaimana kalian bisa mengingkari perkataanku?]
Abu Hurairah berkata kepada seorang laki-laki, “Wahai putra saudaraku, jika aku meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah ( ﷺ ) kepadamu, maka janganlah kamu mencoba-coba membuat perumpamaan untuk hadits tersebut.”
Bab : Kehati-hatian dalam meriwayatkan dari Rasulullah saw.
"Dulu aku mengunjungi Ibnu Mas'ud setiap Kamis sore, tetapi dia tidak pernah mengucapkan kata-kata: 'Rasulullah ( ﷺ ) bersabda.' Kemudian pada suatu malam, dia berkata: 'Rasulullah ( ﷺ ) bersabda,' lalu dia menundukkan kepalanya." Dia berkata: "Aku melihatnya dan melihat bajunya tidak dikancingkan; matanya berkaca-kaca, dan urat-uratnya menonjol (karena takut). Dia berkata: 'Atau lebih dari itu, atau kurang dari itu, atau mendekati itu atau yang serupa.'"
“Setiap kali Anas bin Malik selesai meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah ( ﷺ ), dia akan mengatakan, ‘Atau sebagaimana yang dikatakan Rasulullah ( ﷺ ).”
Kami berkata kepada Zaid bin Arqam: "Ceritakanlah kepada kami sebuah hadits dari Rasulullah ( ﷺ )." Ia berkata: "Kami telah tua dan lupa, dan (menceritakan) hadits dari Rasulullah ( ﷺ ) adalah sulit (bukan perkara mudah)."
“Aku mendengar Ash-Sha’bi berkata: ‘Aku duduk bersama Ibnu Umar selama setahun, namun aku tidak mendengar dia meriwayatkan sesuatu pun dari Rasulullah ( ﷺ ).”
“Saya mendengar Ibnu Abbas berkata: ‘Dulu kami menghafal hadis, dan hadis-hadis itu dihafal dari Rasulullah ( ﷺ ). Akan tetapi, jika kalian sampai melebih-lebihkan atau lalai (dalam meriwayatkan hadis), maka tidak mungkin kami bisa mempercayai hadis-hadis kalian.’”
“Umar bin Khattab mengutus kami ke Kufah dan menemani kami sampai ke suatu tempat bernama Sirar. Ia berkata, ‘Tahukah kalian mengapa aku berjalan bersama kalian?’ Kami menjawab, ‘Karena hak Rasulullah ( ﷺ ) dan hak kaum Anshar.’ Ia berkata, ‘Tidak, melainkan karena perkataan yang ingin kukatakan kepadamu. Aku ingin kalian menghafalnya karena aku berjalan bersama kalian. Kalian akan pergi kepada suatu kaum yang di dalam hatinya Al-Qur’an mendidih seperti air dalam kuali tembaga. Ketika mereka melihat kalian, mereka akan melihat ke arah kalian dan berkata, ‘Para sahabat Muhammad!’ Namun, janganlah kalian banyak membaca hadis dari Rasulullah ( ﷺ ), maka aku akan menjadi sekutu kalian.”
“Aku pernah menemani Sa’d bin Malik dari Madinah ke Mekkah, namun aku tidak mendengar dia meriwayatkan satu hadits pun dari Nabi ( ﷺ ).”
Bab : Kecaman keras bagi mereka yang dengan sengaja berbohong terhadap Rasulullah (saw)
“Rasulullah ( ﷺ ) bersabda: ‘Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah dia menempati tempatnya di Neraka.”
“Rasulullah ( ﷺ ) bersabda: ‘Janganlah kamu berbohong tentangku, karena berbohong tentangku dapat membawamu ke Neraka (Api).”
“Rasulullah ( ﷺ ) bersabda: ‘Barangsiapa yang berdusta atas namaku’, aku (sang perawi) berpendapat bahwa dia juga mengatakan ‘dengan sengaja’, maka biarlah dia menempati tempatnya di Neraka.’”
“Rasulullah ( ﷺ ) bersabda: ‘Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah dia menempati tempatnya di Neraka.”
“Rasulullah ( ﷺ ) bersabda: ‘Barangsiapa yang mengatakan sesuatu kepadaku, padahal aku tidak mengatakannya, maka hendaklah ia menempati tempatnya di Neraka.”
"Ketika beliau berada di mimbar ini, aku mendengar Rasulullah ( ﷺ ) bersabda: 'Hati-hatilah dalam meriwayatkan terlalu banyak hadis dariku. Barangsiapa yang mengatakan sesuatu kepadaku, hendaklah ia mengatakan kebenaran dengan jujur. Barangsiapa yang mengatakan sesuatu yang tidak aku katakan, hendaklah ia menempati tempatnya di Neraka."
“Aku bertanya kepada Zubair bin Awwam, ‘Mengapa aku tidak mendengarmu meriwayatkan hadis dari Rasulullah ( ﷺ ) sebagaimana aku mendengar Ibnu Mas’ud, si fulan, dan si fulan?’ Ia berkata, ‘Aku tidak pernah meninggalkannya sejak aku masuk Islam, kecuali aku mendengarnya mengucapkan sepatah kata, ‘Barangsiapa yang berdusta tentangku dengan sengaja, maka hendaklah ia menempati tempatnya di Neraka.’”
“Rasulullah ( ﷺ ) bersabda: ‘Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah dia menempati tempatnya di Neraka.”
Bab : Orang yang meriwayatkan (suatu hadits) dari Rasulullah (saw) sedangkan dia menganggapnya palsu
Nabi ( ﷺ ) bersabda: "Barangsiapa yang meriwayatkan sebuah hadits dariku dan dia yakin bahwa hadits itu palsu, maka dia termasuk dua pendusta." (Orang yang mengada-adakan kebohongan atau orang yang mengulang-ulang kebohongan; keduanya pendusta)
Nabi ( ﷺ ) bersabda: "Barangsiapa yang meriwayatkan sebuah hadits dariku dan dia yakin bahwa hadits itu palsu, maka dia termasuk dua pendusta."