Buku Tentang Etika Makan
كتـــــاب أدب الطعام
Bab : Tidak Diinginkan Makan dalam Postur Berbaring
Saya melihat Rasulullah (ﷺ) makan kurma sambil duduk di pantatnya, dengan kaki terangkat. [Muslim].
Bab : Keunggulan Makan dengan Tiga Jari dan Menjilatnya
(Al-Bukhari dan Muslim)
Saya melihat Rasulullah (ﷺ) makan dengan tiga jari (yaitu ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah) dan menjilati mereka setelah selesai makan. [Muslim].
Rasulullah SAW (ﷺ) memerintahkan menjilati jari dan memetik piring, dengan berkata, “Kamu tidak tahu di bagian mana rahmat itu berada.” [Muslim].
Rasulullah SAW bersabda, “Apabila sepotong dari kalian jatuh, hendaklah ia mengambilnya dan membuang kotoran di atasnya lalu memakannya, dan janganlah meninggalkannya untuk syaitan dan janganlah menyeka tangannya dengan handuk sampai ia menjilat jarinya, karena ia tidak tahu di mana bagian makanan itu terletak berkah.” ﷺ [Muslim].
Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Setan muncul pada setiap hal yang Anda lakukan; dia muncul bahkan saat makan malam. Ketika sepotong salah satu dari Anda jatuh, ia harus mengambilnya dan menghilangkan kotoran di atasnya, lalu memakannya. Dia tidak boleh menyerahkannya untuk Setan, dan dia juga tidak boleh menyeka tangannya dengan handuk sampai dia menjilat jarinya, karena dia tidak tahu di bagian mana dari makanan itu terletak berkat.” [Muslim].
Setiap kali Rasulullah (ﷺ) makan makanan, dia akan menjilat ketiga jarinya dan berkata, “Jika ada di antara kamu yang menjatuhkan sepotong makanan, dia harus membuang kotoran yang mungkin menempel di atasnya dan kemudian memakannya, dan jangan meninggalkannya untuk Setan.” Dia (ﷺ) juga memerintahkan kami untuk mengumpulkan panci, berkata, “Kamu tidak tahu di bagian mana dari makananmu terletak berkah.” [Muslim].
Saya bertanya kepada Jabir -raḍiyallāhu 'anhu- apakah wajib membuat wudu' untuk shalat (shalat) setelah makan makanan yang dimasak. Dia berkata: “Tidak, karena dalam masa hidup Rasulullah (ﷺ), makanan seperti itu jarang tersedia. Kami tidak memiliki saputangan, jadi ketika kami makan makanan seperti itu, kami akan menyeka jari-jari kami di telapak tangan, lengan atau (telapak kaki kami), dan kami akan mempersembahkan shalat tanpa wudu segar (untuk shalat). [Al-Bukhari].
Bab : Manfaat Berbagi Makanan
(Al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah SAW bersabda, “Makanan satu orang cukup untuk dua orang, makanan dua orang cukup untuk empat orang, dan makanan empat orang cukup untuk delapan orang.” ﷺ [Muslim].
Bab : Etiket Air Minum
(Al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah SAW bersabda, “Jangan minum dalam satu tegukan seperti unta, tetapi dalam dua atau tiga (tegukan). ﷺ Sebutkan nama Allah (yaitu bismillah) ketika Anda mulai minum dan pujilah Dia (yaitu, katakanlah al-Hamdu lillah) setelah Anda selesai (minum). [Di- Tirmidhi].
Nabi (ﷺ) melarang bernapas ke dalam bejana sambil minum. (Al-Bukhari dan Muslim)
Susu yang dicampur dengan air dibawa ke Rasulullah (ﷺ). Di sisi kanannya duduk seorang Badui dan di sebelah kirinya duduk Abu Bakr -raḍiyallāhu 'anhu-. Dia (ﷺ) meminumnya dan menyerahkan sisanya kepada Badui sambil berkata, “Orang yang di sebelah kanan lebih memilih, lalu lagi orang yang di sebelah kanan.” (Al-Bukhari dan Muslim).
Minuman dibawa kepada Rasulullah (ﷺ) dan dia meminumnya. Di sebelah kanannya ada seorang anak laki-laki dan di sebelah kirinya ada beberapa orang tua. Dia (ﷺ) berkata kepada bocah itu, “Maukah Anda mengizinkan saya untuk memberikan sisa minuman ini kepada mereka di sebelah kiri saya?” Bocah itu berkata: “Wahai Rasulullah, aku pasti tidak akan memberikan preferensi kepada siapa pun dalam apa pun yang mungkin datang kepadaku dari kamu.” Jadi dia (ﷺ) menyerahkan sisa minuman kepadanya. (Al-Bukhari dan Muslim)
Bab : Tidak Diinginkan Minum Langsung dari Mulut Kulit Air
(Al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah SAW (ﷺ) melarang minum langsung dari mulut kulit air. (Al-Bukhari dan Muslim)
An-Nawawi mengatakan bahwa alasan mengapa dia melakukan ini adalah untuk menjaga bagian kulit air yang disentuh oleh bibir Rasulullah (ﷺ), mendapatkan berkah darinya, dan melestarikannya dari aib. Narasi ini dipahami untuk menunjukkan permisibilitas sedangkan dua narasi sebelumnya adalah untuk menunjukkan apa yang lebih baik dan lebih dekat dengan kesempurnaan. Allah yang lebih tahu.
Bab : Tidak diinginkan untuk meniup ke dalam kapal saat minum
[At-Tirmidhi].
Nabi (ﷺ) melarang kita untuk bernapas ke dalam wadah minum atau meniupnya. [At-Tirmidhi].