Kitab Etika Tidur, Berbaring dan Duduk dll

كتاب آداب النوم

Bab : Etika Menghadiri perusahaan dan duduk bersama Sahabat

Abu Barzah -raḍiyallāhu 'anhu-

(Abu Dawud dan Al-Hakim)

Ibnu Umar -raḍiyallāhu 'anhu-

Rasulullah (ﷺ) jarang meninggalkan pertemuan tanpa memohon dalam istilah-istilah ini: “Allahumma-qsim lana min khashyatika ma tahulu bihi bainana wa baina ma'sika, wa min ta'atika dan tuballighuna bihi jannataka, wa minal-yaqini dan tuhawwinu 'alaina masa-'ibad-dunia. Allahumma Matitu'ah beribadah, absarina, kuwwatina dan ahyaitana, waj'alhul-waritha minna, waj'al tharana 'ala man'alamana, wansurna 'ala man'adana, yang ta'al musibatana di dunia, dan di dunia akbara hammina, yang bersabda, wa la tusallit 'alaina man-la yarhamuna, (Ya Allah, berikan kepada kami rasa takut yang seharusnya menjadi penghalang antara kami dan tindakan ketidaktaatan; dan ketaatan yang akan membawa kami ke surga; dan yang akan memudahkan kami menanggung malapetaka dunia ini. Ya Allah! Marilah kami menikmati pendengaran kami, penglihatan kami dan kekuatan kami selama Engkau menjaga kami tetap hidup dan menjadikan pewaris kami dari keturunan kami sendiri, dan membuat balas dendam kami terbatas pada mereka yang menindas kami, dan mendukung kami terhadap mereka yang memusuhi kami, jangan biarkan kemalangan menimpa agama kami; janganlah urusan duniawi menjadi perhatian utama kami, atau batas akhir pengetahuan kami, dan janganlah rahmat memerintah atas kami yang tidak menunjukkan kepada kami). [Di- Tirmidhi].

Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Orang-orang yang meninggalkan suatu pertemuan di mana mereka tidak mengingat Allah, akan menyimpulkan itu seolah-olah memiliki bau busuk seperti bangkai keledai yang busuk. Dan itu akan menjadi penyebab kesedihan bagi mereka.” [Abu Dawud].

Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW bersabda, “Setiap kali sekelompok orang duduk dalam suatu pertemuan di mana mereka tidak mengingat Allah Maha Tinggi, atau memohon untuk meninggikan pangkat nabi mereka, pertemuan seperti itu akan menjadi penyebab kesedihan bagi mereka. ﷺ Jika Allah menghendaki, Dia akan menyiksa mereka dan jika Dia menghendaki Dia akan mengampuni mereka. [At-Tirmidhi].

Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa duduk di suatu pertemuan di mana dia tidak mengingat Allah, maka ia akan mendatangkan kesedihan atas dirinya sendiri (pada hari kiamat), dan barangsiapa berbaring di tempat yang tidak mengingat Allah, akan mendatangkan kesedihan atas dirinya sendiri (pada hari kiamat).” ﷺ [Abu Dawud].

Bab : Visi dalam Mimpi dan hal-hal yang berkaitan dengannya

Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Semua yang tersisa dari kenabian adalah kabar gembira.” Dia ditanya apa kabar gembira itu, dan dia berkata, “Mimpi yang baik.” [Al-Bukhari].

Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Nabi (ﷺ) berkata, “Ketika waktu mendekat (yaitu, mendekati akhir dunia), mimpi seorang mukmin hampir tidak bisa salah; dan mimpi seorang mukmin mewakili satu bagian dari empat puluh enam bagian kenabian.” [Al-Bukhari dan Muslim]. Satu narasi mengatakan: Rasulullah (ﷺ) berkata, “Yang paling benar di antara kamu dalam ucapan mereka adalah orang-orang yang melihat penglihatan yang paling benar.”

Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Barangsiapa melihat saya dalam mimpinya akan melihat saya dalam keadaan terjaga (atau dia (ﷺ) mungkin mengatakan seolah-olah dia telah melihat saya dalam keadaan terjaga), karena Setan tidak muncul dalam bentuk saya.” (Al-Bukhari dan Muslim).

Abu Sa'id Al-Khudri -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Saya mendengar Nabi (ﷺ) berkata, “Ketika salah satu dari Anda melihat mimpi yang dia sukai, maka itu dari Allah. Maka hendaklah ia memuji Allah dan menceritakannya kepada orang lain.” Narasi lain menambahkan: Rasulullah (ﷺ) berkata, “Dia tidak boleh melaporkannya kecuali kepada orang-orang yang dicintainya. Dan jika dia melihat sesuatu yang tidak disukainya, maka itu dari syaitan. Seharusnya dia berlindung kepada Allah dari kejahatan dan tidak menyebutkannya kepada siapa pun. Maka itu tidak akan menyakitinya.” [Al-Bukhari dan Muslim].

Abu Qatadah -raḍiyallāhu 'anhu-

Rasulullah SAW bersabda, “Mimpi yang baik adalah dari Allah dan mimpi buruk adalah dari syaitan. ﷺ Barangsiapa melihat sesuatu dalam mimpi yang tidak disukainya, harus meniup tiga kali di sebelah kirinya, harus mencari perlindungan Allah dari kejahatan setan (yaitu, dengan mengatakan: 'udhu billahi minash-Shaitanir-rajim). Maka itu tidak akan menyakitinya.” (Al-Bukhari dan Muslim)

Jabir -raḍiyallāhu 'anhu-

Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Ketika salah seorang dari kalian melihat mimpi buruk, biarkan dia meniup tiga kali di sebelah kirinya, mintalah perlindungan kepada Allah dari Setan tiga kali (yaitu, dengan mengatakan: 'udhu billahi minash-Shaitanir-rajim) dan ganti sisi tempat dia berbaring.” [Muslim].

Wathilah bin Al-Asqa' -raḍiyallāhu 'anhu-

Rasulullah SAW bersabda, “Kebohongan yang paling buruk adalah: mengklaim ayah palsu, atau berpura-pura melihat apa yang belum pernah dilihat (menceritakan mimpi palsu), atau mengaitkan kepada Rasulullah (ﷺ) apa yang tidak dikatakannya.” ﷺ [Al-Bukhari].