Hukum Warisan (Al-Faraa'id)

كتاب الفرائض

Bab : Warisan saudara perempuan dan saudara laki-laki

Diriwayatkan Jabir

Ketika aku sakit, Nabi (ﷺ) masuk ke arahku dan meminta air untuk berwudhu, dan setelah dia selesai berwudhu, dia memercikkan air wudhunya ke atasku, lalu aku menjadi sadar dan berkata, "Wahai Rasulullah (ﷺ)! Saya punya saudara perempuan." Kemudian Ayat-ayat Ilahi mengenai hukum warisan diungkapkan.

Bab : "Mereka meminta putusan hukum kepada Anda. Katakanlah: 'Allah mengarahkan Al-Kalalah..."

Diriwayatkan Al-Bara

Ayat Al-Qur'an terakhir yang diturunkan (kepada Nabi) adalah Ayat terakhir dari Surat-an-Nisa, yaitu, 'Mereka meminta vonis hukum kepadamu Katakanlah: Allah mengarahkan (demikian) Tentang mereka yang tidak meninggalkan keturunan atau keturunan sebagai ahli waris....' (4.176)

Bab : Ahli waris seorang wanita yang meninggal, meninggalkan dua sepupu – saudara laki-laki dari pihak ibunya dan suaminya.

Diriwayatkan Abu Huraira

Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Aku lebih dekat dengan orang-orang mukmin daripada diri mereka sendiri, maka barangsiapa (di antara mereka) meninggal meninggalkan warisan, warisannya akan diberikan kepada 'Asaba-nya, dan barangsiapa meninggal meninggalkan hutang atau tanggungan atau anak-anak miskin, maka akulah pendukung mereka."

Diriwayatkan Ibnu 'Abbas

Nabi (ﷺ) bersabda, "Berikanlah Fara'id (bagian warisan yang ditentukan dalam Al-Qur'an) kepada mereka yang berhak menerimanya; dan apa pun yang tersisa harus diberikan kepada kerabat laki-laki terdekat dari almarhum."

Bab : Kerabat oleh darah

Diriwayatkan Ibnu 'Abbas

Mengenai Ayat Suci: --'Dan kepada semua orang, Kami telah menunjuk ahli waris..' Dan: (4.33) 'Kepada mereka yang telah dijanjikan tangan kananmu.' (4.33) Ketika para emigran datang ke Madinah, Ansar dulunya adalah pewaris para emigran (dan sebaliknya) bukan kerabat mereka sendiri yang memiliki darah (Dhawl-l-arham), dan itu karena ikatan persaudaraan yang telah dijalin oleh Nabi (ﷺ) di antara mereka, yaitu Ansar dan para emigran. Tetapi ketika ayat Ilahi: 'Dan kepada semua orang Kami telah menetapkan ahli waris,' (4.33) diturunkan, itu membatalkan perintah yang lain, yaitu 'Kepada mereka juga, yang telah dijanjikan oleh tangan kanan-Mu.'

Bab : Warisan dalam kasus Mula'ana

Diriwayatkan Ibnu 'Umar

Seorang pria dan istrinya memiliki kasus Lian (atau Mula'ana) selama masa hidup Nabi (ﷺ) dan pria itu menyangkal ayah anaknya. Nabi (ﷺ) memberikan putusannya untuk perpisahan mereka (perceraian) dan kemudian anak itu dianggap milik istri saja.

Bab : Anak itu untuk pemilik tempat tidur

Diriwayatkan 'Aisha

'Utba (bin Abi Waqqas) berkata kepada saudaranya Sa'd, "Anak budak perempuan Zam'a adalah anakku, jadi jadilah penjaganya." Jadi ketika itu adalah tahun Penaklukan Mekah, Sa'd mengambil anak itu dan berkata, "Dia adalah keponakanku, dan saudaraku menyuruhku menjadi penjaganya." Atas hal itu, 'Abu bin Zam'a bangkit dan berkata, 'tetapi anak itu adalah saudara laki-laki saya, dan anak dari budak perempuan ayah saya karena dia lahir di tempat tidurnya." Jadi mereka berdua pergi kepada Nabi. Sa'd berkata, "Wahai Rasulullah (ﷺ)! (Ini) putra saudara laki-laki saya dan dia menyuruh saya menjadi penjaganya." Kemudian 'Abu bin Zam'a berkata, "(Tetapi dia) saudaraku dan anak budak perempuan ayahku, lahir di tempat tidurnya." Nabi (ﷺ) bersabda, "Anak ini untukmu. Wahai 'Abu bin Zam'a, sebagaimana anak itu adalah milik pemilik tempat tidur, dan orang yang berzina menerima batu-batu itu." Dia kemudian memerintahkan (istrinya) Sauda binti Zam'a untuk menutupi dirinya di hadapan anak laki-laki itu karena dia melihat kemiripan anak laki-laki itu dengan 'Utba. Sejak itu bocah itu tidak pernah melihat Sauda sampai dia meninggal.

Diriwayatkan Abu Huraira

Nabi (ﷺ) bersabda, "Anak laki-laki itu adalah untuk pemilik tempat tidur."

Bab : Al-Wala' adalah untuk manumitter

Diriwayatkan 'Aisha

Saya membeli Barira (budak wanita). Nabi (ﷺ) berkata (kepadaku), "Belulah dia seperti Wala' adalah untuk orang-orang yang dimankan." Suatu kali dia diberi seekor domba (dalam amal). Nabi (ﷺ) bersabda, "Itu (domba) adalah hadiah amal untuknya (Barira) dan hadiah untuk kita." Al-Hakam berkata, "Suami Barira adalah orang bebas." Ibnu 'Abbas berkata, 'Ketika aku melihatnya, dia adalah seorang budak."

Diriwayatkan Ibnu 'Umar

Nabi (ﷺ) bersabda, "Wala' adalah untuk yang dijadikan (budak).

Bab : Pewaris Sa'iba

Diriwayatkan 'Abdullah

Orang-orang Muslim tidak membebaskan budak sebagai Sa'iba, tetapi Orang-orang dari Periode Ketidaktahuan Pra-lslamic biasa melakukannya.

Diriwayatkan Al-Aswad

'Aisha membeli Barira untuk mengamankannya, tetapi tuannya menetapkan bahwa Wala' (setelah kematiannya) akan menjadi milik mereka. 'Aisyah berkata, "Wahai Rasulullah (ﷺ)! Aku telah membeli Barira untuk mengaturnya, tetapi tuannya menetapkan bahwa Wala'-nya akan cocok untuk mereka." Nabi (ﷺ) bersabda, "Manumit dia seperti Wala adalah untuk orang yang manumits (budak)," atau berkata, "Orang yang membayar harganya." Kemudian 'Aisha membeli dan membuatnya. Setelah itu, Barira diberi pilihan (oleh Nabi) (untuk tinggal bersama suaminya atau meninggalkannya). Dia berkata, "Jika dia memberi saya begitu banyak dan begitu banyak (uang) saya tidak akan tinggal bersamanya." (Al-Aswad menambahkan: Suaminya adalah orang bebas.) Sub-narator menambahkan: Rangkaian narator pernyataan Al-Aswad tidak lengkap. Pernyataan Ibnu 'Abbas, yaitu, ketika saya melihatnya dia adalah seorang budak, lebih otentik.

Bab : Dosa budak yang dibebaskan yang menyangkal majikannya yang telah membebaskannya.

Diriwayatkan 'Ali

Kami tidak memiliki Kitab untuk dibaca kecuali Kitab Allah (Qur'an) dan makalah ini. Kemudian Ali mengeluarkan kertas itu, dan lihatlah! Di dalamnya tertulis putusan hukum tentang pembalasan atas luka-luka, usia unta (dibayar sebagai zakat atau sebagai uang darah). Di dalamnya juga tertulis: 'Madinah adalah tempat suci dari Air (gunung) ke Thaur (gunung). Jadi barangsiapa berinovasi di dalamnya bidaah (sesuatu yang baru dalam agama) atau melakukan kejahatan di dalamnya atau memberi perlindungan kepada inovator seperti itu, akan dikenakan kutukan Allah, para malaikat dan semua orang, dan tidak ada perbuatan baiknya yang wajib atau opsional yang akan diterima pada hari kiamat. Dan barangsiapa (budak yang dibebaskan) mengambil sebagai tuannya (yaitu berteman) beberapa orang selain tuan sejati tanpa izin dari majikannya yang sebenarnya, akan dikenakan kutukan Allah, para malaikat dan semua orang, dan tidak ada perbuatan baiknya yang wajib atau opsional yang akan diterima pada hari kiamat. Dan suaka yang diberikan oleh setiap Muslim harus dijamin oleh semua Muslim, bahkan jika itu diberikan oleh salah satu status sosial terendah di antara mereka; dan barangsiapa mengkhianati seorang Muslim, dalam hal ini akan dikenakan kutukan Allah, para malaikat, dan semua orang, dan tidak ada perbuatan baik wajib atau pilihannya yang akan diterima pada Hari Kebangkitan."

Diriwayatkan Ibnu 'Umar

Nabi (ﷺ) melarang penjualan Wala' (budak) atau memberikannya sebagai hadiah.

Bab : Jika seseorang masuk Islam melalui orang lain

Diriwayatkan Ibnu 'Umar

Bahwa Aisha, ibu dari orang-orang beriman, bermaksud untuk membeli seorang budak perempuan untuk membunuhnya. Tuan budak perempuan itu berkata, "Kami siap menjualnya kepadamu dengan syarat bahwa Wala-nya harus untuk kami." Aisyah menyebutkan hal itu kepada Rasulullah (ﷺ) yang berkata, "(Syarat) ini seharusnya tidak menghalangi kamu untuk membelinya, karena Wala adalah untuk orang yang manumits (budak)."

Diriwayatkan Al-Aswad

Aisha berkata, "Saya membeli Barira dan tuannya menetapkan bahwa Wala akan cocok untuk mereka." Aisha menyebutkan hal itu kepada Nabi (ﷺ) dan dia berkata, "Manumit dia, seperti Wala adalah untuk orang yang memberikan perak (yaitu membayar harga untuk membebaskan budak)." Aisha menambahkan, "Jadi saya memanigitnya. Setelah itu, Nabi memanggilnya (Barira) dan memberinya pilihan untuk kembali ke suaminya atau tidak. Dia berkata, "Jika dia memberi saya begitu banyak dan begitu banyak (uang) saya tidak akan tinggal bersamanya." Jadi dia memilih dirinya sendiri (yaitu menolak untuk kembali ke suaminya)."

Bab : Apa yang dapat diwarisi seorang wanita dari Wala' (dalam buku itu diberikan kepada wanita)

Diriwayatkan Ibnu 'Umar

Ketika Aisha berniat untuk membeli Barira, dia berkata kepada Nabi, "Tuan Barira menetapkan bahwa mereka akan memiliki Wala." Nabi (ﷺ) berkata (kepada Aisha), "Belulah dia, seperti Wala adalah untuk orang yang membunuh."

Diriwayatkan Aisha

Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Wala adalah untuk orang yang memberikan perak (membayar harga) dan melakukan nikmat (manumisi setelah membayar harganya).

Bab : Budak yang dibebaskan adalah milik orang-orang yang telah membebaskannya

Diriwayatkan Anas bin Malik

Nabi (ﷺ) berkata, "Budak yang dibebaskan adalah milik orang-orang yang telah membebaskannya," atau mengatakan hal serupa.

Diriwayatkan Anas bin Malik

Nabi (ﷺ) bersabda, "Anak saudara perempuan dari beberapa orang berasal dari mereka atau dari diri mereka sendiri."