Bab tentang Transaksi Bisnis
كتاب التجارات
Bab : Larangan Menjual Buah Sebelum Matang
Nabi (ﷺ) melarang menjual buah-buahan sampai matang.
Rasulullah (ﷺ) melarang menjual buah-buahan sampai warnanya berubah, dan menjual anggur sampai menjadi hitam, dan menjual biji-bijian sampai mengeras.
Bab : Menjual Buah-buahan Selama Bertahun-Tahun Ke Depan [1] Dan Gagal Panen
Rasulullah (ﷺ) melarang penjualan selama bertahun-tahun ke depan.
"Siapa pun yang menjual buah-buahan maka panennya gagal, tidak boleh mengambil uang saudaranya. Mengapa ada di antara kalian yang mengambil uang saudara laki-laki Muslimnya?"
Bab : Memungkinkan Lebih Banyak Saat Menimbang Barang Untuk Dijual
"Makhrafah Al' Abdi dan aku membawa linen dari Hajar[1] Rasulullah (ﷺ) datang kepada kami untuk tawar-menawar dengan kami dengan beberapa celana. Ada seseorang bersama saya yang menimbang (barang) dengan imbalan upah. Maka Nabi (ﷺ) berkata kepada orang yang menimbang: 'Timbanglah dan tambahkan lagi.'"
"Aku mendengar Malik Abu Safwan bin 'Umairah, berkata: 'Aku membeli sepasang celana dari Rasulullah (ﷺ) sebelum Hijrah, dan dia menimbangnya untukku dan mengizinkan lebih banyak.''
"Saat Anda menimbang, biarkan lebih banyak. "
Bab : Berhati-hati Sehubungan Dengan Timbangan Dan Ukuran
"Ketika Nabi (ﷺ) datang ke Al-Madinah, mereka adalah orang-orang yang paling buruk dalam berat dan ukuran. Kemudian Allah Maha Mulia Dia menyatakan: "Celakalah Mutaffifun (orang-orang yang kurang memberi ukuran dan berat)",[1] dan mereka adil dalam berat dan ukuran setelah itu.
Bab : Larangan Kecurangan
"Rasulullah (ﷺ) melewati seorang pria yang sedang menjual makanan. Dia memasukkan tangannya ke dalamnya dan melihat ada yang salah dengan itu. Rasulullah (ﷺ) bersabda, 'Dia bukan salah satu dari kami yang menipu.''
"Aku melihat Rasulullah (ﷺ) melewati seorang pria yang sedang makan di dalam bejana. Dia meletakkan tangannya di dalamnya dan berkata: 'Mungkin kamu selingkuh. Siapa pun yang menipu kami bukanlah salah satu dari kami."
Bab : Larangan Menjual Makanan Sebelum Memilikinya
"Barangsiapa membeli makanan, janganlah dia menjualnya sampai dia memilikinya sepenuhnya."
"Rasulullah (ﷺ) bersabda: 'Barangsiapa membeli makanan, janganlah dia menjualnya sampai dia memilikinya sepenuhnya.'" (Sahih) Dalam riwayatnya, (salah satu perawi) Abu 'Awanah berkata: "Ibnu 'Abbas berkata: 'Saya pikir semuanya seperti makanan.''
'Rasulullah (ﷺ) melarang menjual makanan yang dibeli dengan takaran sampai dua Sa' telah diukur - Sa' dari penjual dan Sa' dari pembeli." [1]
Bab : Bab Penjualan Melibatkan Risiko (Karena Jumlahnya Tidak Diketahui)
"Kami biasa membeli makanan dari pasukan penunggang (yaitu kafilah) tanpa mengetahui jumlahnya, tetapi Rasulullah (ﷺ) melarang kami untuk menjualnya sampai dikirimkan kepada kami."
"Saya biasa menjual kurma di pasar, dan saya akan berkata: 'Ini adalah jumlah ini dan itu (ketika saya membelinya).' Saya akan memberi pembeli jumlah tanggal tertentu sesuai dengan cara diukur untuk saya, dan mengambil keuntungan saya. Kemudian saya mulai ragu tentang hal itu, jadi saya bertanya kepada Rasulullah (ﷺ), dan dia berkata: 'Ketika Anda menyebutkan jumlahnya, ukur di depan pembeli.''
Bab : Berkah yang Diharapkan Saat Mengukur Makanan
"Aku mendengar Rasulullah (ﷺ) bersabda: 'Ukur makananmu, semoga kamu diberkati di dalamnya.''
"Ukur makananmu, semoga kamu diberkati di dalamnya."
Bab : Pasar Dan Memasukinya
Rasulullah (ﷺ) pergi ke pasar Nabit,[1] dan melihatnya, dan berkata: "Ini bukan pasar untukmu." Kemudian kami pergi ke pasar lain dan melihatnya, dan berkata: "Ini bukan pasar untukmu." Kemudian dia kembali ke pasar ini dan berjalan-jalan di dalamnya lalu dia berkata: "Ini adalah pasar Anda. Itu akan selalu menjadi pasar Anda dan tidak ada bea yang akan dikenakan padanya." (Lakukan,jika)
"Aku mendengar Rasulullah (ﷺ) bersabda: 'Barangsiapa pergi shalat subuh di pagi hari, dia keluar dengan panji iman, tetapi barangsiapa pergi ke pasar pada pagi hari, dia keluar di bawah panji Iblis (Setan).' "
"Barangsiapa berkata, ketika ia memasuki pasar: 'La ilaha illallah wahdahu la sharika lahu, lahul-mulk wa lahul-hamdu, yuhyi wa yumitu, wa Huwa hayyun la yamutu, bi yadihil-khairu kulluhu, wa Huwa ala kulli shay'in Qadir (Tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah saja, tanpa pasangan, kepunyaan kepada-Nya semua kedaulatan dan kepada-Nya pujian. Dia memberikan hidup dan memberikan kematian, dan Dia Selalu Hidup dan tidak mati; di dalam Tangan-Nya ada segala kebaikan dan Dia Maha Mampu melakukan segala sesuatu),' Allah akan mencatat baginya satu juta perbuatan baik, dan akan menghapus dari dia satu juta perbuatan buruk, dan akan membangun baginya sebuah rumah di surga. "