Buku Etika Perjalanan
كتاب آداب السفر
Bab : Pemuliaan Allah oleh seorang musafir saat naik dan turun
Apabila kami naik ke atas, kami akan berfirman: “Allahu Akbar (Allah Maha Besar),” dan ketika kami turun (dari ketinggian) kami akan menyatakan: “Subhan Allah (Allah bebas dari ketidaksempurnaan).” [Al-Bukhari].
Setiap kali Nabi (ﷺ) dan pasukannya naik ke ketinggian, mereka akan menyatakan: “Allahu Akbar (Allah Maha Besar),” dan ketika mereka turun, mereka akan menyatakan: “Subhan Allah (Allah bebas dari ketidaksempurnaan).” [Abu Dawud].
Setiap kali Nabi (ﷺ) kembali dari haji atau umrah dan naik ke ketinggian atau bukit, dia akan membaca tiga kali: “Allahu Akbar (Allah Maha Besar).” Kemudian dia akan berkata, “La ilaha illallahu wahdahu la sharika lahu, lahulmulku, wa lahul-hamdu, wa huwa 'ala kulli syey'in Qadeer. Percayalah untuk menafsirkan diri dari Rabbina-nya. Sadaq-Allahu wa'dahu, wa nasara 'abdahu, wa hazamal-ahzaba wahdahu [Tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah yang tidak memiliki sekutu, yang memiliki kedaulatan, yang menjadi hak segala puji, dan Yang Maha Kuasa melakukan segala sesuatu. Kami adalah orang-orang yang kembali (dengan selamat), bertaubat, menyembah Allah, bersujud di hadapan Tuhan kami dan memuji Dia. Allah telah memenuhi janji-Nya, menolong hamba-Nya (yaitu, Muhammad (ﷺ)) dan hanya Dialah yang mengalahkan kawan-kawan-kawan]. (Al-Bukhari dan Muslim)
[At-Tirmidhi].
Kami menemani Nabi (ﷺ) dalam perjalanan, dan ketika kami naik ke ketinggian, kami menyatakan dengan lantang: “La ilaha illallah (Tidak ada tuhan sejati selain Allah)” dan “Allahu Akbar (Allah Maha Besar).” Nabi (ﷺ) menasihati kami dengan berkata, “Hai manusia, tenanglah. Dia yang kamu panggil tidaklah tuli atau absen. Dia menyertaimu, Dia Maha Mendengar dan Dia Dekat. (Al-Bukhari dan Muslim)
Bab : Keinginan Doa selama Perjalanan
Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Tiga permohonan dijawab tanpa keraguan. Permohonan orang yang tertindas, permohonan orang yang bepergian, dan permohonan orang tua untuk anaknya. [At-Tirmidhi dan Abu Dawud].
Bab : Permohonan jika seseorang takut (bahaya)
Ketika Rasulullah (ﷺ), takut akan kerusakan dari suatu umat, dia akan berdoa: “Allahumma inna naj'aluka fi nuhurihim, wa na'udhu bika min shururihim (Ya Allah! Kami mohon kepada-Mu untuk menghadapi mereka, dan meminta perlindungan-Mu terhadap kejahatan mereka. (Abu Dawud dan An-Nasa'i)
Bab : Permohonan saat turun di penghentian
Saya mendengar Rasulullah (ﷺ) berkata, “Barangsiapa turun ke suatu tempat dan berkata: 'A'udhu bikalimat-illahit-tammati min sharri ma khalaqa (saya berlindung dengan Firman Sempurna Allah dari kejahatan apa yang telah Dia ciptakan), 'tidak ada yang akan menyakitinya sampai dia meninggalkan tempat itu.” [Muslim].
Setiap kali Rasulullah (ﷺ) berangkat dalam perjalanan, dia akan berkata pada malam hari: “Ya ardu, Rabbi wa Rabbuk-illahu, a'udhu billahi min sharriki wa sharri ma fiki, wa sharri ma khuliqa fiki, wa sharri ma yadibbu 'alaiki; a'udhu billahi min sharri asadin wa aswadin, wa minal-hayali i wal-'aqrabi, wa min sakinil-baladi, wa min walidin wa ma walad [Wahai negeri, Rubbku dan Rubbmu adalah Allah, aku berlindung kepada-Nya dari keburukanmu, kejahatan apa yang kamu miliki, kejahatan apa yang telah diciptakan di dalam kamu, dan kejahatan apa yang berjalan di atasnya kamu. Aku berlindung kepada Allah dari singa, ular hitam, kalajengking dan penghuni tempat itu, dan dari orang tua (yaitu Setan) dan keturunannya yang tinggal di suatu tempat (yaitu para penolong dari antara setan)]. [Abu Dawud].
Bab : Keinginan untuk kembali ke Rumah segera setelah Penyelesaian Tugas
Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Perjalanan adalah siksaan karena menghalangi orang yang bepergian dari makanan, minuman, dan tidurnya. Maka apabila salah seorang di antara kamu telah mencapai tujuan perjalanannya, biarlah dia pulang dengan cepat.” (Al-Bukhari dan Muslim)
Bab : Keinginan untuk kembali ke rumah setiap hari
Rasulullah SAW bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian tinggal jauh (dari keluarganya) untuk waktu yang lama, janganlah dia mengejutkan keluarganya di malam hari.” ﷺ Dalam narasi lain, Jabir -raḍiyallāhu 'anhu- berkata: Rasulullah (ﷺ) melarang kami untuk kembali ke keluarga kami di malam hari. (Al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah SAW (ﷺ) tidak akan datang (kembali) kepada keluarganya pada malam hari. Dia biasa datang di pagi hari atau di malam hari (sebelum gelap). (Al-Bukhari dan Muslim)
Bab : Permohonan pada saat pulang ke rumah dan saat melihat kampung halaman seseorang
Kami kembali bersama Nabi (ﷺ) dari perjalanan; dan ketika kami memasuki pinggiran Madinah, dia (ﷺ) berkata: “Ayibuna, ta'ibuna, 'abiduna, li-rabbina hamidun (Kami kembali dengan aman, berpaling kepada Rubb kami, menyembah Dia dan memuji-Nya).” Dia (ﷺ) terus mengulangi kata-kata ini sampai kami memasuki Madinah. [Muslim].
Bab : Keinginan Memasuki Masjid di dekat Rumah seseorang setelah kembali dari perjalanan karena melakukan dua kali shalat raka'at
Setiap kali Rasulullah (ﷺ) kembali dari perjalanan, dia akan langsung pergi ke masjid dan melakukan dua raka'at (opsional). (Al-Bukhari dan Muslim)
Bab : Melarang Wanita Bepergian Sendiri
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak diperbolehkan bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir untuk melakukan perjalanan satu siang dan malam kecuali dia ditemani oleh seorang Mahram (suami atau kerabat lain yang dilarang menikahinya).” ﷺ (Al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak seorang pria boleh sendirian dengan seorang wanita kecuali di hadapannya (Mahram). ﷺ Tidak seorang wanita hendaknya bepergian kecuali dengan seorang (Mahram).” Seorang pria berkata: “Wahai Rasulullah! Saya telah terdaftar untuk ekspedisi ini dan itu, dan istri saya pergi untuk haji.” Dia (ﷺ) berkata kepadanya, “Pergilah dan lakukan haji bersama istrimu.” [Al-Bukhari dan Muslim].