Bab tentang Doa

كتاب الدعوات عن رسول الله صلى الله عليه وسلم

Bab : Permohonan: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu petunjuk, kesalehan, kesucian, dan kecukupan”

Abdullah menceritakan bahwa

Nabi (ﷺ) pernah berdoa: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu petunjuk, kesucian, dan kecukupan (Allahumma innī as'alukal-hudā wat-tuqā, wal-`afafa wal-ghinā).”

Abu Ad-Darda' menceritakan bahwa

Rasulullah SAW bersabda: “Dulu dari permohonan Daud berkata, 'Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kasih-Mu dan cinta orang-orang yang mengasihi Engkau, dan untuk tindakan yang akan membuatku mencapai cinta-Mu, ya Allah, jadikan kasih-Mu lebih dicintai bagiku daripada diriku, keluargaku dan air dingin (Allāhumma innī as'aluka ḥubbaka wa Ubah adalah orang yang suka berbuat baik dengan 'amalalladhī juballighunī hubbak. ﷺ Allahummaj'al ḥubbaka aḥabba ilaiyya min nafsī, wa ahlī wa minal-mā'il-bārid) Beliau berkata: “Dan apabila Nabi (ﷺ) menyebut Daud, dia akan menceritakan tentang dia dengan berkata: “Dia adalah yang terbaik dalam ibadah di antara semua manusia.”

Bab : Permohonan “Ya Allah, berikanlah kepadaku cinta-Mu dan kasih orang-orang yang cintanya akan bermanfaat bagiku bersama-Mu”

Abdullah bin Yazid Al-Khatmi Al-Ansari menceritakan bahwa Rasulullah (ﷺ) biasa berkata dalam permohonannya

“Ya Allah, berikanlah kepadaku kasih-Mu dan kasih orang-orang yang cintanya akan bermanfaat bagiku bersama-Mu. Ya Allah, apa saja yang telah Engkau berikan kepadaku dari apa yang aku cintai, maka jadikanlah aku kekuatan untuk apa yang Engkau cintai. Ya Allah, dan apa yang telah Engkau jauhkan dariku dari apa yang aku cintai, maka jadikanlah untukku waktu istirahat dalam apa yang Engkau cintai. (Allahummarzuqnī ḥubbuka, wa ḥubba man yanfa`unī ḥubbuhu `indak. Allahumma adalah salah satu yang paling penting bagi kita untuk beribadah. Allahumma wa mā zawaita `annī mimmā uḥibbu faj`alhu farāghan dan fīmā tuḥibb) . ”

Bab : Permohonan: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan pendengaranku dan kejahatan penglihatanku”

Shakal bin Humaid dijo

“Aku datang kepada Nabi dan berkata: “Wahai Rasulullah, ajarilah aku untuk mencari perlindungan agar aku berlindung darinya.” Beliau berkata: “Maka dia meraih tanganku dan berkata: 'Katakanlah: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan pendengaranku dan kejahatan penglihatanku, dan kejahatan lidahku dan kejahatan hatiku, dan kejahatan air maniku (Allāhumma innī a`ūdhu bika min sharri sam'i wa min sharri baṣarī, wa min sharri lisānī, wa min sharri lisānī, Wah min sharri qalbi, wa min sharri maniyyi). '”

Bab : Permohonan: “Aku mencari perlindungan dalam kesenanganmu dari kemarahanmu”

Aisha menceritakan

“Saya tidur di samping Rasulullah (ﷺ), lalu saya kehilangan dia di malam hari. Maka aku merasakannya, dan tanganku jatuh ke atas kakinya ketika dia bersujud, dan dia berkata: “Aku berlindung kepada kenikmatan Engkau dari amarah-Mu dan pengampunan-Mu dari siksa-Mu. Aku tidak bisa menghitung pujian-Mu. Engkau seperti Engkau telah memuji dirimu sendiri (A`ūdhu biriḍāka min sakhaṭika wa bi mu`āfātika min `uqūbatika, lā uḥṣi thanā'an `alaika anta kamā athnaita `alā nafsik). '”

Bab

Abdullah bin Abbas menceritakan

Rasulullah SAW (ﷺ) mengajarkan kepada mereka sebuah surat Al-Quran: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari azab neraka dan dari azab kubur, dan aku berlindung kepada-Mu dari ujian Masih palsu, dan aku berlindung kepada-Mu dari ujian Masih palsu, dan aku berlindung kepada-Mu dari cobaan hidup dan mati. (Allahumma dalam a`udhu bika min `adhabi jahannam, yang min `adhābil-qabr, yang a`udhu bika min fitnatil-masihid-dadjjal, yang a`udhu bika min fitnatil-maḥyā al-mamat)”

Aisha menceritakan bahwa Rasulullah (ﷺ) biasa berdoa dengan kata-kata ini

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ujian neraka dan azab neraka, dan siksa kubur, dan ujian kubur, dan dari kejahatan ujian kubur, dan dari kejahatan ujian kubur, dan dari kejahatan ujian kekayaan, dan dari kejahatan cobaan kemiskinan, dan dari kejahatan ujian Masih palsu. Ya Allah, basuhlah dosa-dosaku dengan air es dan hujan es, dan bersihkan hatiku dari dosa-dosa, seperti Engkau membersihkan pakaian putih dari kotoran, dan jauhkan aku dari dosa-dosaku seperti Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan, kepikunan, dosa dan hutang. (Allahumma dalam a`udhu bika min fitnatin-nār, wa `adhābin-nār, wa `adhābil-qabr, wa fitnatil-qabr, wa min sharri fitnatil-ghina, wa min sharri fitnatil-faqr, wa min sharri fitnatil- masihid-dajjal. Allahummaghsil khaṭayaya bi-ma'ith-thalji wal-bardi, wa anqi qalbi minal-khaṭāyā kamā anqaitath-thawbal-abyaḍa minad-danas, wa ba`id bainī wa baina khaṭāyāya kama bā`adta bainal-mashriqi wal maghrib, Ahumma dalam 'ūdhu bika min al-kasali wal-harami wal-ma'thami wal-maghram).”

Aishah katanya

“Saya mendengar Rasulullah (ﷺ) berkata pada saat kematiannya: 'Ya Allah, ampunilah saya dan kasihanilah saya, dan bergabunglah dengan Persekutuan Tertinggi (Allahummaghfirli warḥamnī wa alḥiqnī bir-rafīqil a`lā). '”

Bab : “Tak seorang pun dari Anda harus mengatakan, “Maafkan saya jika Anda menginginkannya”

Abu Hurairah menceritakan bahwa Rasulullah berkata

“Janganlah seorang pun di antara kamu berkata: “Ya Allah ampunilah aku jika Engkau mau. Ya Allah, rahmatilah aku jika Engkau mau.” Biarlah dia tegas meminta, karena tidak ada yang dapat memaksanya untuk melakukan sesuatu.”

Bab : Hadis: “Tuhan kami turun setiap malam ke surga yang paling dekat”

Abu Hurairah menceritakan bahwa Rasulullah berkata

“Tuhan kami turun setiap malam ke langit yang paling dekat, sampai sepertiga terakhir malam tersisa, maka Dia berkata: “Siapakah yang memanggil Aku sehingga Aku dapat menjawabnya? Siapakah yang meminta kepada-Ku supaya Aku memberikannya? Dan siapa yang meminta ampunan dari-Ku, supaya Aku mengampuninya.”

Abu Umamah menceritakan

“Dikatakan: 'Wahai Rasulullah, permohonan manakah yang paling mungkin didengarkan? ' Beliau menjawab: “Pada akhir malam dan di akhir shalat wajib.”

Abu Hurairah menceritakan bahwa seorang pria berkata

“Ya Rasulullah, aku mendengar permohonanmu tadi malam, dan sebagian darinya yang sampai kepadaku adalah bahwa kamu berkata: 'Ya Allah, ampunilah dosaku, dan luangkan untukku tempat tinggalku, dan berkati bagiku apa yang telah Engkau berikan kepadaku. '(Allahummaghfirli dhanbī, wa wassi` lī fī dārī, wa bārik lī fīmī fīmī razaqtanī). Dia berkata: “Apakah kamu melihat bahwa mereka meninggalkan sesuatu?”

Anas menceritakan bahwa Rasulullah (ﷺ) berkata

“Barangsiapa berkata pada pagi hari: “Ya Allah, kami telah tiba di pagi hari, memanggil Engkau untuk menjadi saksi, dan memanggil para pembawa takhta-Mu untuk bersaksi, dan malaikat-malaikat-Mu, dan seluruh ciptaan-Mu, bahwa Engkau adalah Allah, tidak ada yang berhak disembah kecuali Engkau sendiri, tanpa sekutu, dan bahwa Muhammad (ﷺ) adalah hamba-Mu dan Rasul-Mu. (Allahumma aṣbaḥnā nush-hiduka wa nush-hidu ḥamalata `arshika wa malā'ikataka wa jamī`a khalqika bi-annaka Allāh, lā ilāha illā anta, waḥdaka lā lā syarika laka, wa anna Muhammadan `abduka wa rasuluk) 'Allah akan mengampuninya atas apa yang dia lakukan. Siang hari, dan jika dia mengatakannya di malam hari, maka Allah akan mengampuninya atas segala dosa yang dilakukannya malam itu.

Bab : Permohonan: “Ya Allah, berilah kami rasa takut akan Engkau yang akan datang di antara kami dan ketidaktaatan kepada-Mu”

Ibnu Umar dijo

“Jarang sekali Rasulullah (ﷺ) berdiri dari tempat duduk sampai dia berdoa dengan kata-kata ini kepada para sahabatnya: “Ya Allah, berilah kami rasa takut kepada-Mu yang akan terjadi antara kami dan ketidaktaatan kepada-Mu, dan ketaatan kepada-Mu, yang akan membuat kami memperoleh surga dan kepastian yang akan memudahkan kami kesengsaraan dunia, dan kenikmatan pendengaran kami, dan penglihatan kami. kekuatan selama Engkau membuat kami tetap hidup, dan menjadikannya pewaris kami. Dan biarlah balas dendam kami kepada orang-orang yang telah menganiaya kami, dan bantulah kami terhadap orang-orang yang menunjukkan permusuhan terhadap kami, dan jangan menjadikan kesusahan kami dalam agama kami, dan janganlah menjadikan dunia ini sebagai perhatian terbesar kami, atau batas pengetahuan kami, dan janganlah memberikan kekuasaan atas kami kepada orang-orang yang tidak mau mengasihani kami. (Allahumma-qsim lanā min khashyatika mā yaḥūlu, bainanā wa baina ma`āṣīka wa min ta`atika mā tuballighuna bihī jannatak, wa minal-yaqīni māhawwinu bihi `alainā muṣībatid-dunyā, wa mati`na bi-asāmā`ā Wahana wa absarina wa quwwatina mā ahyaytana, waj`alhul-wāritha minna, waj`al tha'ranā `ala man alamana, wanṣurna `alā man `ādānā, wa lā ta`al mushibatana fī dininā, wa ta'al muṣībatanā fī dininā, wa ta'al`alā amādunya “Di sini, kita akan menemukan bahwa kita akan menemukan sesuatu yang lain.”

Muslim bin Abi Bakrah dijo

“Ayahku mendengar aku ketika aku berkata: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesedihan dan kemalasan dan azab kubur (Allahumma, innī a`ūdhu bika minal-hammi wal-kasali wa `adhābil-qabr).” Dia berkata: “Wahai anakku, dari siapakah kamu mendengar ini?” Dia berkata: “Aku berkata: 'Aku mendengar kamu mengatakannya. ' Dia berkata: “Tetaplah berpegang teguh pada mereka, karena sesungguhnya aku mendengar Rasulullah (ﷺ) mengatakan mereka.”

Bab : Permohonan: “Tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar”

Ali (semoga Allah berkenan kepadanya) berkata

“Rasulullah (ﷺ) berkata kepadaku: 'Bukankah aku harus mengajarimu beberapa kata yang jika kamu mengatakannya, Allah akan mengampunimu, bahkan jika kamu sudah diampuni? ' Beliau berkata: “Katakanlah: Tidak ada yang berhak disembah oleh Allah Yang Mahatinggi lagi Maha Besar. Tidak ada yang berhak disembah oleh Allah, Yang Maha Pemurah lagi Maha Pemurah. Tidak ada yang berhak disembah selain Allah. Maha Suci Allah, Tuhan atas takhta yang agung. (Lā ilāha illallāhul-`aliyul-`aīm, lā ilāha illāhul-ḥalīmul-karīm, lā ilāha illallah, subḥān Allahi rabbil-`arshil-`afim.) '”

Bab : Mengenai Permohonan Dhun-Nun...

Ibrahim bin Muhammad bin Sa`d menceritakan dari ayahnya, dari Sa`d bahwa Rasulullah (ﷺ) berkata

“Permohonan Dhunnun (Nabi Yunus) ketika dia berdoa, sementara di perut ikan paus itu adalah: “Tidak ada yang layak disembah selain Engkau, kemuliaan Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang melampaui batas. (Lā ilāha illā anta subḥānaka innī kuntu mina-ālimīn) 'Maka sesungguhnya tidak ada seorang Muslim yang memohon dengan itu untuk sesuatu, kecuali Allah yang menanggapinya.”

Bab : Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama

Abu Hurairah (raḍiyallāhu 'anhu 'alaihi wa sallam-) menceritakan Rasulullah saw bersabda

“Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus dikurangi satu; barangsiapa menghitungnya akan masuk surga.”

Abu Hurairah menceritakan bahwa Rasulullah (ﷺ) berkata

Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus dikurangi satu; barangsiapa menghitungnya akan masuk surga. Dialah Allah yang tidak layak disembah kecuali Dia, Maha Penyayang, Maha Penyayang, Maha Pemurah (bagi orang-orang beriman), Raja (Al-Malik), Yang Maha Kekurangan (Al-Quddus), Yang Maha Pemurah (Al-Quddus), Yang Maha Pemurah Keselamatan (As-Salam) Pemberi keamanan (al-Mu'min), Penjaga (Al-Muhaimin), Yang Perkasa (Al-`Azīz), Yang Perkasa (Al-Jabbar), Yang Maha Agung (Al-Mutakabbir), Sang Pencipta (Al-Khāliq), Pembuat (Al-Bari), Pembuat (Al-Muṣawwir), Pengampun (Al-Muṣawwir) Ghaffār), Yang Luar Biasa (Al- Qahhar), Yang Memberi (Al-Wahhab), Pemberi (Ar-Razzāq), Pembuka (Al-Fatāḥ), Yang Mengetahui (Al-Qābiā), Yang Memberi (Al-Bāsiat), Yang Maha Mengetahui (Al-Qābiā), Yang Memberi (Al-Bāsiat), Abaser (Al-Khafiā), Yang Maha Mengagungkan (Ar-Rāfi`), Yang Memberi (Al-Bāsiat), Yang Memberi (Al-Khafiā) (Al-Mu'izz), Yang mempermalukan (Al-Mu'hil), Yang Mendengar (As-Samī`), Yang Melihat (Al-Baṣīr), Hakim (Al-Akhakam), Yang Adil (Al-Adl), Yang Berbaik (Al-Laṭīf), Yang Sadar (Al-Khabīr), Yang Maha Penyayang (Al-Ahlam), Yang Maha Agung (Al-A`` Yang Maha Pengampun, Yang Bersyukur, Yang Mahatinggi, Yang Mahatinggi (Al-Aliyi), Yang Agung (Al-Kabīr), Penjaga (Al-Ḥafī), Yang Kuasa (Al-Muqīt), Pemegang (Al-Hasib), Yang Mulia (Al-Jalil), Yang Murah (Al-Karīm), Pengawas (ar-Raqīb), Sang Penjawab (Al-Mujīb), Pemberi Liberal (Al-Wāsi`), Yang Bijaksana (Al-Hakīm), Mencintai (Al-Wadūd), Yang Agung (Al-Majīd), Yang Menghidupkan (al-Bā`ith), Saksi (Ash-Shahid), Kebenaran (Al-Haqq), Penjamin (Al-Wakil), Yang Kuat (Al-Qawiyy), Yang Tebas (Al-Matīn), Yang Membantu (Al-Waliyy), Yang Terpuji (Al-Qawiyy) Yang Maha Menguasai (Al-Muḥṣi), Yang Memulai segala sesuatu (Al-Mubdi), Yang Membawa segala sesuatu Kembali (al-Mu'īd), Yang menghidupkan (Al-Muḥyi), yang menyebabkan kematian (Al-Mumīt), Yang Hidup (Al-Hayyu), Yang Mendapat (Al-Qayyūm), Yang Maha Suci (Al-Wāḥid), Yang Maha Suci (Al-Wāḥid), Yang Maha Esa (Al-Wāḥid), Yang Maha Esa (Aṣ-ṣ-ṣ-ṣi) Yang Maha Kuasa, Yang Maha Kuasa (Al-Muqtadir), Yang Terburu-buru (Al-Muqaddim), Yang Menunda (Al-Mu'akhkhir), Yang Pertama (Al-Awal), Yang Terakhir (Al-Akhir), Yang Ternyata (A), Yang Batin (Al-Bāṭin), Pemiliknya (Al-Wāthir) Li), Yang Mulia (al-Muta`āli), Yang Melakukan Kebaikan (Al-Barr), Penerima pertobatan (Al-Tawwāb), Pembalas (Al-Muntaqim), Pengampunan (Al-`Afuww), Yang Berbaik (ar-Ra'ūf), Pemilik Kekuasaan (Mālikul-Mulk), Pemegang Kemuliaan dan Kedermawanan (Dzul Jalali wal Ikrām), Yang Berbuat Keadilan (Al-Muqsiat), Al-Jāmi`, yang kaya (Al-Ghaniyy), Yang Memperkaya (Al-Mughni), Yang Menerima (Al-Māni`), Yang Harmer (Ad-Dār), Yang Menuntungkan (An-Nāfi`), Terang (An-Nur), Pemimpin (Al-Hadi), Pencipta (Al-Badī`), (Al-Badī`) Al-Bāqi), yang mewarisi (al-Wārith), Pemandu (ar-Rashīd), Yang Toleran (Aṣ-ṣabūr).

Abu Hurairah menceritakan bahwa Nabi berkata

Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama, barangsiapa menghitungnya akan masuk surga.