Buku tentang Pemurnian

كتاب الطهارة عن رسول الله صلى الله عليه وسلم

Bab : Apa yang Terkait Bahwa Salat Tidak Diterima Tanpa Pemurnian

Ibnu 'Umar meriwayatkan bahwa

Nabi bersabda: "Salat tidak akan diterima tanpa pemurnian, atau Amal dari Ghulul." Hannad berkata dalam riwayatnya, "kecuali dengan penyucian"[Abu 'Eisa berkata: Hadis ini adalah hal yang paling benar tentang topik ini, dan yang terbaik. Ada juga riwayat tentang topik ini dari Abu Al-Malih, dari ayahnya; dan Abu Hurairah dan Anas. Dan nama Abu Al-Malih bin Usamah adalah 'Amir, dan mereka juga mengatakan itu adalah Zaid bin Usamah bin 'Umair Al-Hudhali.

Bab : Apa yang Terkait Tentang Kebajikan Pemurnian

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa

Rasulullah bersabda: "Ketika seorang Muslim, atau orang beriman, melakukan Wudu', membasuh mukanya, setiap kejahatan yang dilihatnya dengan matanya pergi dengan air - atau dengan tetes air terakhir, atau ekspresi yang mirip dengan itu - dan ketika dia mencuci tangannya, setiap kejahatan yang dia lakukan dengan tangannya pergi dengan air - atau dengan tetes air terakhir - sampai dia bebas dari dosa."

Bab : Apa yang Terkait Bahwa Kunci Salat Adalah Pemurnian

'Ali menceritakan bahwa

Nabi, bersabda: "Kunci Salat adalah penyucian, Tahrlmnya adalah Takblr, dan Talilnya adalah Taslim."

Jabir bin 'Abdullah, semoga Allah ridho mereka, meriwayatkan bahwa

Rasulullah bersabda: "Kunci surga adalah Salat, dan kunci Salat adalah Wudu'."

Bab : Apa yang Dikatakan Saat Masuk Toilet

Kata Anas bin Malik

“Ketika Nabi masuk ke toilet, dia berkata: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu.” Syu'bah berkata: “Di lain waktu dia berkata: 'Aku berlindung kepada-Mu dari Ai-Khubthi dan al-Khabblth. ' Atau: 'Al-Khubthi dan al-Khaba'ith. '”

Anas bin Malik dijo

“Ketika Nabi masuk ke toilet, dia berkata: “Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari Al-Khubith dan al-Khaba'its.

Bab : Apa yang Dikatakan Saat Keluar dari Toilet

'Aisha, (semoga Allah berkenan padanya) berkata

“Ketika Nabi keluar dari toilet dia akan berkata: 'Ghufranak. '”

Bab : Mengenai Larangan Menghadapi Kiblat Saat Buang Air Besar Dan Buang Air Kencing.

Abu Ayyub Al-Ansari menceritakan bahwa

Rasulullah SAW bersabda: “Apabila salah seorang di antara kalian datang untuk buang air besar, maka janganlah seorangpun dari kalian menghadap kiblat saat buang air besar atau sedang buang air kecil. Dan janganlah kamu membelakangmu ke arah itu, melainkan hendaklah ia berada di sebelah timur atau di sebelah baratmu.”

Bab : Apa yang Terkait Tentang Izin Untuk Itu

Jabir bin Abdullah dijo

“Nabi melarang kami menghadap kiblat saat buang air kecil. Kemudian saya melihatnya menghadapinya setahun sebelum dia meninggal.”

Abu Qatadah menceritakan bahwa

dia melihat Nabi buang air kecil sambil menghadap kiblat. Qutaibah menceritakan hal itu kepada kami, dia berkata: “Ibnu Lahi'ah memberi tahu kami.” Hadis Jabir tentang Nabi lebih benar daripada Hadis Ibnu Lahi'ah. Ibnu Lahi'ah lemah menurut ulama hadis. Dia dinilai lemah oleh Yahya bin Sa'eed Al-Qattan, dan yang lainnya, [karena hafalnya].

Ibnu Umar dijo

“Suatu hari saya naik ke rumah Hafsa, dan saya melihat Nabi bersantai sambil menghadap Ash-Sham, dengan punggung menghadap ke Ka'bah.”

Bab : (Apa Yang Telah Terkait) Larangan Buang Air Kencing Sambil Berdiri

Aishah katanya

“Barangsiapa menceritakan kepadamu bahwa Nabi akan buang air kecil sambil berdiri, maka janganlah kamu percaya kepadanya. Dia tidak akan buang air kecil kecuali saat berjongkok.” [Dia berkata:] Ada narasi tentang topik ini dari Umar, Buraidah, [dan Abdur-Rahman bin Hasanah].

Bab : Apa yang Terkait Tentang Izin Untuk Itu

Hudhaifah dinarasikan

“Rasulullah datang ke tempat sampah yang digunakan manusia, jadi dia buang air kecil di atasnya sambil berdiri. Aku membawakannya (air untuk) Wudu. Kemudian saya pergi untuk menjauh darinya, tetapi dia memanggil saya sampai saya berada di belakangnya. Jadi dia melakukan Wudu dan menghapus (Masaba) di atas Khuffnya.”

Bab : [Apa Yang Telah Terkait] Tentang Disaring Sambil Membebaskan Diri Sendiri

Anas, semoga Allah Maha Tinggi berkenan kepadanya, berkata

“Ketika Nabi ingin meringankan dirinya sendiri, dia tidak akan mengangkat pakaiannya sampai dia dekat dengan tanah.”

Bab : Apa Yang Telah Terkait Tentang Tidak Suka Menggunakan Tangan Kanan Untuk Istinja.

Abdullah bin Abu Qatadah diceritakan dari ayahnya

“Nabi melarang seorang pria menyentuh penisnya dengan tangan kanannya.”

Bab : Menggunakan Batu Untuk Al-Istinja

Abdurrahman bin Yazld berkata,

“Mereka berkata kepada Salman, 'Nabimu mengajarimu tentang segala sesuatu, bahkan buang air besar? ' Maka Salman berkata, “Ya. Dia melarang kami menghadap kiblat ketika buang air besar dan buang air kecil, melakukan Istinja dengan tangan kanan, menggunakan kurang dari tiga batu untuk Istinja, dan menggunakan kotoran atau tulang untuk Istinja”

Bab : Apa Yang Telah Terkait Tentang Istinja Dengan Dua Batu

Abdullah dijo

“Rasulullah keluar untuk meringankan dirinya sendiri. Lalu dia berkata: “Bawalah aku batu pohon.” Dia berkata, “Maka aku datang membawa dua batu dan sepotong kotoran. Maka ia mengambil kedua batu itu dan meninggalkan kotorannya. Dia berkata: “Itu adalah Riks (hal yang degeneratif atau kotor).”

Bab : Apa Yang Telah Terkait Tentang] Apa Yang Tidak Disukai Seseorang Untuk Digunakan untuk Istinja

Abdullah bin Mas'ud menceritakan bahwa

Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kamu melakukan Istinja, dengan kotoran atau dengan tulang. Sesungguhnya itu adalah rezeki bagi saudara-saudaramu di antara jin.”

Bab : [Apa yang Telah Dilaporkan Tentang] Istinja Dengan Air

Aishah katanya

“Doronglah suamimu untuk membersihkan diri dengan air, karena aku terlalu malu terhadap mereka, dan Rasulullah akan melakukannya.”