Kitab Kelupaan (Dalam Doa)

كتاب السهو

Bab : Ingatan setelah mencari pengampunan

Diriwayatkan dari 'Aisyah bahwa

Setelah mengucapkan taslim, Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) akan berkata: "Allahumma anta as-salam wa minka as-salam tabarakta ya dhal-jalali wal-ikram (Ya Allah, Engkau adalah sumber eace (atau Yang Bebas dari segala kesalahan) dan daripada-Mu datanglah damai sejahtera, diberkatilah Engkau, Wahai Pemilik Keagungan dan Kehormatan)."

Bab : Tahlil (mengucapkan La Ilaha Illallah) setelah taslim

Abu Az-Zubair berkata

"Aku mendengar Abdullah bin Az-Zubair berbicara dari Minbar, berkata: 'Ketika Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) mengucapkan taslim, dia akan berkata: "La Ilaha Illallah wahdahu la sharika lah, lahul-mulk wa lahul-hamd wa huwa 'ala kulli shay'in qadir, la hawla wala quwwata illa billahil-'azim; la ilaha ill-Allahu wa la nabbed illa iyyah, ahlan-ni'mati wal-fadli wath-thana'il-has an; la ilaha ill-Allah, mukhlisina lahud-dina wa law karihal-kafirun (Tidak ada yang layak disembah kecuali Allah (SWT) saja, tanpa pasangan atau rekan. Kekuasaan-Nya adalah Kekuasaan, segala pujian kepada-Nya, dan Dia mampu melakukan segala sesuatu; tidak ada kuasa dan kekuatan kecuali dengan Allah (SWT) Yang Maha Esa. Tidak ada yang layak disembah kecuali Allah (SWT), dan kita tidak menyembah kecuali Dia, sumber keberkahan dan kebaikan dan Dia yang pantas mendapat segala pujian. Tidak ada yang layak disembah kecuali Allah (SWT), dan kita ikhlas dalam iman dan pengabdian kepada-Nya meskipun orang-orang membencinya. )

Bab : Berapa kali seseorang harus melafalkan tahlil dan peringatan setelah shalat

Diriwayatkan bahwa Abu Az-Zubair berkata

"Abdullah bin Az-Zubair biasa membaca tahlil setelah setiap shalat, mengatakan: 'La Ilaha Illallah wahdahu la sharika lah, lahul-mulk wa lahul-hamd wa huwa 'ala kulli shay'in qadir, la hawla wala quwwata illa billahil-'azim; la ilaha ill-Allahu wa la nabbed illa iyyah, ahlan-ni'mati wal-fadli wath-thana'il-has an; la ilaha ill-Allah, mukhlisina lahud-dina wa law karihal-kafirun (Tidak ada yang layak disembah kecuali Allah (SWT) saja, tanpa pasangan atau rekan. Kekuasaan-Nya adalah Kekuasaan, segala pujian kepada-Nya, dan Dia mampu melakukan segala sesuatu; tidak ada kuasa dan kekuatan kecuali dengan Allah (SWT) Yang Maha Esa. Tidak ada yang layak disembah kecuali Allah (SWT), dan kita tidak menyembah kecuali Dia, sumber keberkahan dan kebaikan dan Dia yang pantas mendapat segala pujian. Tidak ada yang layak disembah kecuali Allah (SWT), dan kita ikhlas dalam iman dan pengabdian kepada-Nya meskipun orang-orang membencinya. ) Kemudian Ibnu Az-Zubair berkata: 'Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) biasa membaca tahlil dengan cara ini setelah setiap shalat.'"

Bab : Doa lain yang harus diucapkan setelah selesai shalat

Warrad, juru tulis Al-Mughirah bin Shu'bah, berkata

Muawiyah menulis kepada Al-Mughirah bin Shu'bah mengatakan: "Ceritakan kepadaku sesuatu yang kamu dengar dari Rasulullah (صلى الله عليه وسلم)." Dia berkata: "Ketika Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) selesai shalat, dia akan berkata: La Ilaha Illallah wahdahu la sharika lah, lahul-mulk wa lahul-hamd wa huwa 'ala kulli shay'in qadir. Allahumma la mani' lima a'taita wa la mu'tia lima mana'ta wa la yanfa'u dhal-jaddi minka al-jadd. (Tidak ada yang layak disembah kecuali Allah (صلى الله عليه وسلم) sendirian tanpa pasangan atau rekan. Dia adalah Dominion dan bagi-Nya segala pujian, dan Dia mampu melakukan segala sesuatu. Ya Allah, seseorang dapat menahan apa yang telah Engkau berikan dan tidak ada yang dapat memberikan apa yang telah Engkau tahan, dan tidak ada kekayaan atau kekayaan yang dapat menguntungkan siapa pun karena dari-Mu datang semua kekayaan dan kekayaan.)'"

Diriwayatkan bahwa Warrad mengatakan

"Al-Mughirah bin Shu'bah menulis kepada Mu'awiyah (Firman) bahwa Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) biasa mengucapkan setelah setiap shalat, setelah taslim: 'La Ilaha Illallah wahdahu la sharika lah, lahul-mulk wa lahul-hamd wa huwa 'ala kulli shay'in qadir. Allahumma la mani' lima a'taita wa la mu'tia lima mana'ta wa la yanfa'u dhal-jaddi minka al-jadd. (Tidak ada yang layak disembah kecuali Allah (صلى الله عليه وسلم) sendirian tanpa pasangan atau rekan. Dia adalah Dominion dan bagi-Nya segala pujian, dan Dia mampu melakukan segala sesuatu. Ya Allah, seseorang dapat menahan apa yang telah Engkau berikan dan tidak ada yang dapat memberikan apa yang telah Engkau tahan, dan tidak ada kekayaan atau kekayaan yang dapat menguntungkan siapa pun karena dari-Mu datang semua kekayaan dan kekayaan.)'

Bab : Berapa kali itu harus dikatakan?

Diceritakan dari Warrad bahwa

Mu'awiyah menulis kepada Al-Mughirah memintanya untuk menuliskan hadits yang telah dia dengar dari Rasulullah (صلى الله عليه وسلم). Al-Mughirah menulis kepadanya (Berkata): "Aku mendengar dia berkata, ketika dia selesai shalat: 'La Ilaha Illallah wahdahu la sharika lah, lahul-mulk wa lahul-hamd wa huwa 'ala kulli shay'in qadir (Tidak ada yang layak disembah kecuali Allah (صلى الله عليه وسلم) sendirian tanpa pasangan atau rekan. Dia adalah Dominion dan bagi-Nya segala pujian, dan Dia mampu melakukan segala sesuatu) tiga kali."

Bab : Jenis kenangan lain setelah taslim

Diriwayatkan dari Aisyah bahwa

Ketika Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) duduk dalam sebuah pertemuan atau berdoa, dia mengucapkan beberapa kata, dan 'Aisyah bertanya kepadanya tentang kata-kata itu. Dia berkata: "Jika dia telah mengucapkan beberapa perkataan yang baik (dan dia mengucapkan pernyataan peringatan ini), itu akan menjadi meterai bagi mereka untuk melestarikannya sampai hari kiamat, dan jika dia mengatakan sesuatu selain itu, itu (kata-kata ini) akan menjadi penebusan baginya: 'Subhanak Allahumma wa bihamdika, astaghfiruka wa atubu ilayk (Kemuliaan dan pujian bagi-Mu, Ya Allah, aku meminta pengampunan-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu.)'"

Bab : Jenis peringatan dan permohonan lain setelah taslim

'Aisyah berkata

"Seorang wanita Yahudi masuk kepadaku dan berkata: 'Siksaan kuburan itu karena air kencing.' Saya berkata: 'Kamu berbohong.' Dia berkata: 'Tidak, itu benar; kami memotong kulit dan pakaian kami karena itu.' Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) keluar untuk berdoa dan suara kami menjadi keras. Dia berkata: 'Apa ini?' Jadi saya mengatakan kepadanya apa yang dia katakan. Dia berkata: 'Dia mengatakan yang sebenarnya.' Setelah hari itu dia tidak pernah berdoa tetapi dia berkata, setelah shalat: 'Rabba Jibril wa Mika'il wa Israfil, membantu min harrin-nar wa 'adhabil-qabr (Tuhan Jibril, Mika'il dan Israfil, berikanlah aku perlindungan dari panasnya api dan siksaan kubur).'"

Bab : Permohonan lain setelah selesai shalat

Diriwayatkan dari 'Ata bin Abi Marwan, dari ayahnya, bahwa

Ka'b bersumpah kepadanya: "Demi Allah (SWT) yang membelah laut untuk Musa, kita dapati dalam Taurat bahwa ketika Dawud, Rasulullah, selesai shalatnya, dia akan berfirman: 'Allahumma Aslih li dinya-lladhi ja'altahu li ismatan wa aslih li dunyaya-llati ja'alta fiha ma'ashi, Allahumma inni a-udhu biridaka min sakhatik wa a-udhu bi'afwika min naqmatika wa a-udhu bika mink, la mani' lima a'taita wa la mu'tia lima mana'ta wa la yanfa'u dhal-jaddi minka al-jadd (Ya Allah, luruskan komitmen agamaku bahwa Engkau telah membuat perlindungan bagiku, dan meluruskan urusan duniawiku yang telah Engkau jadikan sarana penghidupanku. Ya Allah, aku mencari perlindungan dalam keridhaan-Mu dari murka-Mu, dan aku mencari perlindungan dalam pengampunan-Mu dari azab-Mu, dan aku mencari perlindungan kepada-Mu daripada-Mu. Tidak ada yang dapat menahan apa yang telah Anda berikan dan tidak ada yang dapat memberikan apa yang telah Anda tahan, dan tidak ada kekayaan atau kekayaan yang dapat memanfaatkan orang yang kaya dan kekayaan di hadapan Anda.)'" Dia berkata: "Dan Ka'b mengatakan kepadaku bahwa Suhaib memberitahunya bahwa Muhammad (صلى الله عليه وسلم) biasa mengucapkan (kata-kata ini) ketika dia selesai shalat.'"

Bab : Mencari perlindungan kepada Allah (SWT) setelah setiap shalat

Diriwayatkan bahwa Muslim bin Abi Bakrah mengatakan

"Ayah saya biasa mengucapkan setelah setiap shalat: 'Allahumma inni a-udhu bika min al-kufri wal-faqri wa 'adhab al-qabr. (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari Kufur, kemiskinan, dan siksaan kubur)' dan aku biasa mengatakannya (kata-kata ini). Ayahku berkata, 'Wahai anakku, dari siapa kamu belajar ini?' Saya berkata: 'Dari Anda. Dia berkata: "Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) biasa mengucapkannya setelah shalat."

Bab : Jumlah tasbih setelah taslim

Diriwayatkan bahwa Abdullah dalam 'Umar bersabda.

"Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda: 'Ada dua kualitas yang tidak dimiliki oleh orang Muslim tetapi dia akan masuk surga, dan mereka mudah, tetapi mereka yang melakukannya sedikit.' Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda: 'Lima shalat harian: Setelah setiap shalat salah seorang dari kamu memuliakan Allah (SWT) sepuluh kali dan memuji-Nya sepuluh kali dan memuliakan Dia sepuluh kali, yang membuat seratus lima puluh di lidah dan seribu lima ratus di saldo.' Dan aku melihat Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) menghitungnya di tangannya. "Dan ketika salah seorang dari kamu mundur ke tempat tidurnya, dia mengucapkan tasbih tiga puluh tiga kali dan tahmid tiga puluh tiga kali dan takbir tiga puluh empat kali, yaitu seratus di lidah dan seribu di saldo." Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda: "Maka siapakah di antara kamu yang melakukan dua ribu lima ratus perbuatan buruk dalam sehari semalam?" Dikatakan: "Wahai Rasulullah (صلى الله عليه وسلم), bagaimana mungkin seseorang tidak bersikeras melakukan itu?" Dia berkata: "Syaitan datang kepada salah satu dari kamu ketika dia sedang berdoa dan berkata: 'Ingatlah ini dan itu, ingatlah ini dan itu," atau dia datang kepadanya ketika dia berada di tempat tidur dan membuatnya tertidur."

Bab : Beberapa kali lagi untuk melafalkan tasbih

Diriwayatkan bahwa Ka'b bin 'Ujrah bersabda

"Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda: 'Ada pernyataan peringatan setelah shalat yang orang yang mengucapkannya tidak akan pernah kehilangan pahalanya: Memuliakan Allah (SWT) tiga puluh tiga kali setelah setiap shalat, dan memuji-Nya tiga puluh tiga kali, dan memuliakan Dia tiga puluh empat kali.'"

Bab : Nomor lain untuk tasbih

Diriwayatkan bahwa Zaid bin Thabit mengatakan

"Mereka diperintahkan untuk mengucapkan tasbih tiga puluh tiga kali setelah shalat, dan mengucapkan tahmid tiga puluh tiga kali, dan mengucapkan takbir tiga puluh empat kali, kemudian seorang pria dari antara Ansar diberitahu dalam mimpi: 'Apakah Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) memerintahkan kamu untuk mengucapkan tasbih tiga puluh tiga kali setelah shalat, dan mengucapkan tahmid tiga puluh tiga kali, dan mengucapkan takbir tiga puluh empat kali?" Dia berkata: 'Ya.' 'Alih-alih itu, ucapkan masing-masing dua puluh lima kali, dan sertakan tahlil di antara mereka.' Keesokan paginya dia datang kepada Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) dan memberitahunya tentang hal itu, dan dia berkata: 'Lakukan itu.'"

Diriwayatkan dari Ibnu 'Umar bahwa

Seorang pria melihat dalam mimpi bahwa dikatakan kepadanya: "Apa yang diperintahkan oleh Nabimu (صلى الله عليه وسلم) untuk kamu lakukan?" Dia berkata: "Dia memerintahkan kami untuk mengucapkan Tasbih tiga puluh tiga kali setelah shalat, dan mengucapkan tahmidah tiga puluh tiga kali, dan mengucapkan takbir tiga puluh empat kali, dan itu menjadi seratus." Dia berkata: Ucapkan tasbih dua puluh lima kali dan ucapkan tahmid dua puluh lima kali dan ucapkan takbir dua puluh lima kali dan ucapkan tahlil dua puluh lima kali, dan itu akan menjadi seratus." Keesokan paginya dia memberi tahu Nabi (صلى الله عليه وسلم) tentang hal itu dan Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) berkata: "Lakukanlah apa yang dikatakan Ansari."

Bab : Nomor lain untuk tasbih

Diriwayatkan bahwa Juwayriyah binti Al-Harith mengatakan bahwa

Nabi (صلى الله عليه وسلم) melewatinya saat dia berada di masjid, berdoa, kemudian dia melewatinya lagi ketika hampir tengah hari. Dia berkata kepadanya: "Apakah kamu masih di sini?" Dia berkata: "Ya." Dia berkata: "Tidakkah aku akan mengajarkan kepadamu beberapa perkataan yang dapat kamu katakan? Subhan Allah adada khalqihi, subhan Allah adada khalqihi, subhan Allah adada khalqihi; subhan Allah rida nafsihi, subhan Allah rida nafsihi, subhan Allah rida nafsihi; Subhan Allah zinata 'arshihi, Subhan Allah zinata 'arshihi, Subhan Allah zinata 'arshihi; Subhan Allah midada Kalamatihi, Subhan Allah midada Kalamatihi, Subhan Allah midada Kalamatihi (Kemuliaan bagi Allah jumlah ciptaan-Nya, kemuliaan bagi Allah jumlah ciptaan-Nya, kemuliaan bagi Allah jumlah ciptaan-Nya; kemuliaan bagi Allah sebanyak yang berkenan-Nya, kemuliaan bagi Allah sebanyak yang berkenan-Nya, kemuliaan bagi Allah sebanyak yang berkenan-Nya, kemuliaan bagi Allah sebanyak yang berkenan-Nya; kemuliaan bagi Allah seberat takhta-Nya, kemuliaan bagi Allah seberat takhta-Nya, kemuliaan bagi Allah seberat takhta-Nya; kemuliaan bagi Allah jumlah firman-Nya, kemuliaan bagi Allah jumlah firman-Nya, kemuliaan bagi Allah jumlah firman-Nya).'

Bab : Jenis lain

Diriwayatkan bahwa Ibnu 'Abbas berkata

"Beberapa orang miskin datang kepada Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) dan berkata: 'Wahai Rasulullah (صلى الله عليه وسلم), orang kaya shalat seperti kami shalat, dan mereka berpuasa seperti kami berpuasa, tetapi mereka memiliki kekayaan yang mereka berikan sebagai sedekah dan yang dengannya mereka membebaskan budak.' Nabi (صلى الله عليه وسلم) bersabda: 'Jika kamu shalat dan mengucapkan SubhanAllah tiga puluh tiga kali, Al-hamdu-lillah tiga puluh tiga kali dan Alahu Akbar tiga puluh empat kali, dan La illaha illaAllah sepuluh kali, maka kamu akan mengejar mereka yang mendahului kamu dan akan mendahului mereka yang datang setelahmu."

Bab : Jenis lain

Diriwayatkan bahwa Abu Hurairah bersabda

"Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda: 'Barangsiapa mengucapkan tasbih seratus kali setelah shalat subuh, dan tahlil seratus kali, maka ia akan diampuni dosa-dosanya meskipun itu seperti buih laut.'"

Bab : Menghitung tasbih di jari seseorang

Diriwayatkan bahwa 'Abdullah bin 'Amr berkata

"Aku melihat Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) menghitung tasbih di jari-jarinya."

Bab : Tidak menyeka kepala seseorang setelah mengucapkan taslim

Diriwayatkan bahwa Abu Sa'eed Al-Khudri berkata

"Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) biasa merayakan I'tikaf pada sepuluh hari tengah bulan itu, dan setelah tanggal dua puluh (hari dalam sebulan), dia akan keluar pada tanggal dua puluh satu dan kembali ke rumahnya, dan orang-orang yang menjalankan I'tikaf bersamanya akan kembali seperti dia. Kemudian dia tinggal satu bulan pada malam ketika dia biasa pulang ke rumah, dan dia berbicara kepada orang-orang dan memerintahkan kepada mereka apa pun yang Allah (SWT) kehendaki. Kemudian dia berkata: 'Saya biasa mengamati I'tikaf selama sepuluh hari ini, kemudian saya memutuskan untuk menghabiskan sepuluh hari terakhir di I'tikaf. Maka barangsiapa yang memelihara I'tikaf bersamaku, biarlah dia tinggal di tempatnya di I'tikaf, karena aku telah diperlihatkan malam ini (Lailatul Qadr), maka aku dilupakannya, maka carilah selama sepuluh malam terakhir pada malam-malam ganjil. Dan aku melihat diriku bersujud di air dan lumpur.'" Abu Sa'id berkata: "Hujan turun pada malam tanggal dua puluh satu, dan atap Masjid bocor di atas tempat di mana Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) biasa shalat. Saya menatapnya ketika dia selesai berdoa subh dan wajahnya basah oleh air dan lumpur."

Bab : Imam duduk di tempat dia shalat setelah taslim

Diriwayatkan bahwa Jabir bin Samurah mengatakan

"Ketika Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) shalat subuh, dia akan duduk di tempat dia shalat sampai matahari terbit."