Komentar Kenabian tentang Al-Qur'an (Tafsir Nabi (saw))
كتاب التفسير
Bab : Dan (Allah pun mengampuni) ketiga orang itu, hingga bumi yang luas itu menjadi sempit bagi mereka..." (QS. At-Taubah: 118)
Aku mendengar Ka'b bin Malik, salah seorang dari tiga orang yang diampuni, berkata bahwa dirinya tidak pernah tinggal di belakang Rasulullah ( ﷺ ) dalam satu Ghazwa yang pernah diperjuangkannya, kecuali dua Ghazwa, yaitu Ghazwatul-`Usra (Tabuk) dan Ghazwatul-Badr. Beliau menambahkan. “Aku memutuskan untuk menyampaikan kebenaran kepada Rasulullah ( ﷺ ) di waktu pagi, dan hampir tidak pernah beliau kembali dari perjalanan yang telah ditempuhnya, kecuali di waktu pagi, beliau akan pergi ke masjid terlebih dahulu dan melaksanakan salat dua rakaat. Rasulullah ( ﷺ ) melarang orang lain untuk berbicara kepadaku atau kepada kedua sahabatku, tetapi beliau tidak melarang berbicara kepada siapa pun yang tertinggal kecuali kami. Maka orang-orang pun menghindar untuk berbicara kepada kami, dan aku tetap dalam keadaan seperti itu hingga aku tidak sanggup lagi, dan satu-satunya yang membuatku khawatir adalah bahwa aku mungkin akan meninggal dan Rasulullah ( ﷺ ) tidak akan melaksanakan salat jenazah untukku, atau Rasulullah ( ﷺ ) mungkin akan meninggal dan aku akan ditinggalkan dalam status sosial seperti itu di antara orang-orang, di mana tidak seorang pun akan berbicara kepadaku atau melaksanakan salat jenazah untukku. Akan tetapi, Allah telah menurunkan ampunan-Nya kepada kami kepada Rasulullah ( ﷺ ) di sepertiga malam terakhir ketika Rasulullah ( ﷺ ) sedang bersama Ummu Salamah. Ummu Salamah berkata, Salama turut merasakan kesedihanku dan menolongku saat aku dalam musibah itu. Rasulullah ( ﷺ ) berkata, "Wahai Ummu Salama! Ka`b telah diampuni!" Ummu Salama berkata, "Haruskah aku mengutus seseorang untuk menyampaikan kabar gembira itu kepadanya?" Beliau berkata, "Jika kamu melakukannya, niscaya orang-orang tidak akan membiarkanmu tidur sepanjang malam." Maka ketika Nabi ( ﷺ ) telah melaksanakan shalat Subuh, beliau mengumumkan ampunan Allah bagi kami. Wajah beliau selalu tampak secerah bulan purnama setiap kali beliau berkenan. Ketika Allah menurunkan ampunan-Nya bagi kami, kami adalah tiga orang yang perkaranya telah ditangguhkan sementara alasan yang dikemukakan oleh orang-orang yang telah meminta maaf telah diterima. Akan tetapi ketika disebutkan orang-orang yang telah mengatakan dusta kepada Nabi ( ﷺ ) dan tetap tinggal di belakang (perang Tabuk) serta telah memberikan alasan-alasan yang palsu, maka mereka digambarkan dengan gambaran yang lebih buruk dari yang dapat digambarkan. Allah berfirman: "Mereka akan mengemukakan alasan-alasan mereka kepadamu (umat Islam) ketika kamu telah kembali kepada mereka. Katakanlah: "Janganlah kamu mengemukakan alasan-alasan; kami tidak akan mempercayaimu. Allah telah memberitahukan kepada kami tentang keadaan sebenarnya dari masalah-masalah yang menimpa kamu. Allah dan Rasul-Nya akan memperhatikan perbuatan-perbuatanmu." (9.94)
Bab : "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (perkataan dan perbuatannya)." (QS. At-Taubah: 119)
Aku mendengar Ka`b bin Malik bercerita tentang kisah perang Tabuk ketika ia masih di belakang, "Demi Allah, aku tidak mengetahui seorang pun yang Allah bantu untuk mengatakan kebenaran lebih banyak daripada aku sejak aku menyampaikan kebenaran itu kepada Rasulullah ( ﷺ ) sampai hari ini, aku tidak pernah bermaksud untuk berdusta." Dan Allah mewahyukan kepada Rasul-Nya: "Sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa Nabi, orang Muhajirin............ dan jadilah ia bersama orang-orang yang benar (dalam perkataan dan perbuatan)." (9.117-119) (Lihat Hadits No. 702 Jilid 5).
Bab : Firman Allah "Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul (Muhammad ﷺ ) dari kalangan kamu sendiri (yang kamu kenal baik). Sungguh menyedihkan baginya bahwa kamu mendapat suatu musibah atau kesulitan..." (QS. At-Taubah: 128)
yang merupakan salah seorang yang biasa menulis Wahyu Ilahi: Abu Bakar mengirim utusan kepadaku setelah (banyak) korban di antara para pejuang (pertempuran) Yamama (di mana sejumlah besar Qurra' terbunuh). `Umar hadir bersama Abu Bakar yang berkata, `Umar telah datang kepadaku dan berkata, Orang-orang telah menderita banyak korban pada hari (pertempuran) Yamama, dan aku khawatir akan ada lebih banyak korban di antara Qurra' (orang-orang yang hafal Al-Qur'an) di medan perang lainnya, di mana sebagian besar Al-Qur'an akan hilang, kecuali kamu mengumpulkannya. Dan aku berpendapat bahwa kamu harus mengumpulkan Al-Qur'an." Abu Bakar menambahkan, "Aku berkata kepada `Umar, 'Bagaimana aku bisa melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan Rasulullah?' `Umar berkata (kepadaku), 'Demi Allah, itu (sungguh) hal yang baik.' Maka Umar terus mendesak, berusaha membujukku untuk menerima usulannya, hingga Allah melapangkan dadaku untuk itu dan aku pun sependapat dengan Umar." (Zaid bin Tsabit menambahkan:) Umar duduk bersamanya (Abu Bakar) dan tidak berbicara. "Engkau adalah seorang pemuda yang bijaksana dan kami tidak mencurigaimu (berbohong atau lupa): dan engkau biasa menulis Wahyu Ilahi untuk Rasulullah ( ﷺ ). Karena itu, carilah Al-Qur'an dan kumpulkanlah (dalam satu manuskrip). " Demi Allah, seandainya dia (Abu Bakar) memerintahkanku untuk menggeser salah satu gunung (dari tempatnya) itu tidak akan lebih sulit bagiku daripada apa yang telah dia perintahkan kepadaku tentang pengumpulan Al-Qur'an. Aku berkata kepada keduanya, "Beranikah kalian melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh Nabi?" Abu Bakar berkata, "Demi Allah, itu (sungguh) hal yang baik. Maka aku terus berdebat dengannya tentang hal itu hingga Allah melapangkan dadaku untuk apa yang telah Dia bukakan untuk dada Abu Bakar dan `Umar. Maka aku mulai mencari bahan Al-Qur'an dan mengumpulkannya dari perkamen, tulang belikat, tangkai daun kurma dan dari ingatan orang-orang (yang hafal). Aku temukan pada Khuza`ima dua Ayat Surat-at-Tauba yang belum pernah aku temukan pada orang lain, (dan itu adalah):-- "Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul (Muhammad) dari antara kamu sendiri. Ia bersedih hati bahwa kamu akan menerima suatu cedera atau kesulitan. Ia (Muhammad) sangat cemas atas kamu (untuk dibimbing dengan benar)" (9.128) Naskah yang menjadi dasar pengumpulan Al-Qur'an, tetap berada pada Abu Bakar hingga Allah membawanya kepada-Nya, dan kemudian pada `Umar hingga Allah membawanya kepada-Nya, dan akhirnya tetap berada pada Hafsa, putri `Umar.
Bab : "Dan Kami biarkan Bani Israel menyeberangi laut, lalu Fir'aun dan bala tentaranya mengikuti mereka dengan penuh kezaliman dan permusuhan, hingga tatkala ia hampir tenggelam, ia berkata: "Sesungguhnya aku beriman kepada La ilaha jaib (tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain) Allah yang dipercayai oleh Bani Israel, dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri." (QS. Yunus: 90)
Ketika Nabi ( ﷺ ) tiba di Madinah, kaum Yahudi sedang berpuasa pada hari 'Asyura' (10 Muharram) dan mereka berkata, "Ini adalah hari ketika Nabi Musa menang atas Fir'aun." Mendengar itu, Nabi ( ﷺ ) berkata kepada para sahabatnya, "Kalian (umat Islam) lebih berhak merayakan kemenangan Nabi Musa daripada mereka, maka berpuasalah pada hari ini."
Bab : "Tidak diragukan lagi, sesungguhnya mereka telah menutup dada mereka agar mereka dapat bersembunyi dari-Nya. Sesungguhnya, sekalipun mereka menutupi diri dengan pakaian mereka, Dia mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka nyatakan. Sesungguhnya, Dia Maha Mengetahui isi dada." (QS. 11:5)
Bahwa ia mendengar Ibnu Abbas membaca: "Tidak diragukan lagi! Mereka melipat dada mereka." (11.5) dan bertanya kepadanya tentang penjelasannya. Ia berkata, "Ada sebagian orang yang bersembunyi ketika menjawab panggilan alam di tempat terbuka agar tidak terlihat oleh langit, dan juga ketika mereka berhubungan seksual dengan istri-istri mereka di tempat terbuka agar tidak terlihat oleh langit, maka turunlah wahyu di atas mengenai mereka."
Ibnu Abbas membacakan, "Tidak diragukan lagi! Mereka melipat dada mereka." Aku bertanya, "Wahai Abu Abbas! Apa yang dimaksud dengan "Mereka melipat dada mereka?" Ia berkata, "Dulu seorang lelaki merasa malu saat berhubungan seksual dengan istrinya atau saat menjawab panggilan alam (di tempat terbuka), maka turunlah ayat ini: "Tidak diragukan lagi! Mereka melipat dada mereka."
Ibnu Abbas membacakan: "Tidak diragukan lagi! Mereka menutup dada mereka untuk bersembunyi dari-Nya. Tentu saja! Bahkan ketika mereka menutupi diri mereka dengan pakaian mereka." (11.5)
Bab : Pernyataan Allah: "...Dan singgasana-Nya berada di atas air..." (QS. 11:7)
Rasulullah ( ﷺ ) bersabda, "Allah berfirman, 'Berinfaklah (hai manusia), niscaya Aku akan menginfakkannya untukmu." Beliau juga bersabda, "Tangan Allah itu penuh, dan (kepenuhannya) tidak terpengaruh oleh pengeluaran yang terus-menerus, baik siang maupun malam." Beliau juga bersabda, "Tahukah kamu apa yang telah Dia infakkan sejak Dia menciptakan langit dan bumi? Padahal, apa yang ada di tangan-Nya tidak akan berkurang, dan Arsy-Nya berada di atas air; dan di tangan-Nya ada neraca (keadilan) yang dengannya Dia meninggikan dan merendahkan (manusia).
Bab : “Dan kepada penduduk Madyan (Midian) Kami utus saudara mereka, Syu’aib.” (11:84)
Bab : Pernyataan Allah: "...Para saksi akan berkata, 'Mereka adalah orang-orang yang berdusta..." (QS. 11:18)
Ketika Ibnu Umar sedang melakukan tawaf (mengelilingi Kakbah), seorang laki-laki datang kepadanya dan berkata, "Wahai Abu AbdurRahman!" atau berkata, "Wahai Ibnu Umar! Apakah kamu mendengar sesuatu dari Nabi ( ﷺ ) tentang An35 Najwa?" Ibnu Umar berkata, "Aku mendengar Nabi ( ﷺ ) bersabda, 'Orang yang beriman akan didekatkan kepada Tuhannya." (Hisham, seorang narator tambahan berkata, meriwayatkan sabda Nabi), "Orang yang beriman akan mendekat (kepada Tuhannya) hingga Tuhannya menutupinya dengan tabir-Nya dan membuatnya mengakui dosa-dosanya. (Allah akan bertanya kepadanya), 'Apakah kamu tahu (bahwa kamu telah melakukan) dosa ini dan itu?" Dia akan berkata dua kali, 'Ya, aku tahu.' Kemudian Allah akan berkata, 'Aku merahasiakannya di dunia dan Aku mengampuni dosamu hari ini.' Kemudian catatan amal baiknya akan dilipat. Adapun yang lain atau orang-orang kafir, maka akan diumumkan dengan jelas di hadapan para saksi: "Mereka itu adalah orang-orang yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka."
Bab : Firman Allah: "Demikianlah azab Tuhanmu ketika Dia menyiksa negeri-negeri, sedang mereka dalam keadaan zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu sangat pedih dan keras." (QS. 11:102)
Rasulullah ( ﷺ ) bersabda, "Allah memberi tangguh kepada orang yang zalim, namun ketika Dia menguasainya, Dia tidak pernah melepaskannya." Kemudian beliau membacakan: "Demikianlah siksaan Tuhanmu ketika Dia menguasai (penduduk) negeri-negeri di tengah kezaliman mereka. Sungguh pedih dan keras siksaan-Nya." (11.102)
Bab : Firman Allah: "Dan dirikanlah shalat (Iqa ma as-SaIãt) pada dua ujung siang hari dan di beberapa waktu di malam hari. Sesungguhnya amal-amal yang baik itu menghapus dosa-dosa kecil..." (QS. 11:114)
Seorang laki-laki mencium seorang perempuan, kemudian datang kepada Rasulullah ( ﷺ ) dan menceritakan hal itu kepadanya. Maka wahyu Ilahi ini pun diturunkan kepada Nabi ( ﷺ ) "Dan dirikanlah salat pada kedua ujung siang dan pada beberapa waktu di malam hari, (yaitu (lima) salat wajib). Sesungguhnya amal saleh menghapus dosa-dosa kecil. Demikianlah peringatan bagi orang-orang yang bertakwa." (11.114) Lelaki itu berkata, "Apakah perintah ini hanya untukku?" Nabi ( ﷺ ) berkata, "Ini untuk semua umatku yang mengalami situasi serupa."
Bab : Pernyataan Allah: "...dan sempurnakanlah nikmat-Nya kepadamu dan kepada anak cucu Ya'qub..." (QS. 12:6)
Nabi ( ﷺ ) bersabda, “Yang mulia, putra dari yang mulia, putra dari yang mulia, yaitu Yusuf, putra Yakub, putra Ishaq, putra Ibrahim.”
Bab : Firman Allah: "Sesungguhnya telah ada pada (pula) Yusuf dan saudara-saudaranya beberapa ayat (yang menunjukkan kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang bertanya." (QS. 12:7)
Rasulullah ( ﷺ ) ditanya, "Siapakah orang-orang yang paling mulia?" Nabi ( ﷺ ) berkata, "Yang paling mulia di sisi Allah adalah orang-orang yang bertakwa kepada Allah." Mereka berkata, "Kami tidak bertanya kepadamu tentang hal itu." Beliau bersabda, "Kemudian orang yang paling mulia di antara manusia adalah Yusuf, nabi Allah, putra nabi Allah, putra nabi Allah, putra khalil Allah (Ibrahim). Mereka berkata, "Kami tidak bertanya kepadamu tentang hal itu." Nabi ( ﷺ ) berkata, "Apakah kalian bertanya tentang (keutamaan nenek moyang orang Arab?" Mereka menjawab, "Ya," Beliau bersabda, "Orang-orang yang terbaik di antara kalian pada Periode Pra-Islam adalah yang terbaik di antara kalian dalam Islam jika mereka memahami (agama Islam).
Bab : Pernyataan Allah "Ia berkata, 'Tidak, sebenarnya kamu sendiri yang mengada-ada. Maka (bagiku) kesabaran itu lebih utama. Dan Allah-lah yang dapat dimintai pertolongan terhadap apa yang kamu ceritakan itu.'" (QS. 12:18)
`Urwa bin Az-Zubair, Sa`id bin Al-Musaiyab, 'Al-Qama bin Waqqas dan 'Ubaidullah bin `Abdullah meriwayatkan kisah `Aisyah, istri Nabi, ketika para pencemooh telah mengatakan tentangnya apa yang telah mereka katakan dan Allah kemudian menyatakan dia tidak bersalah. Masing-masing dari mereka meriwayatkan sebagian dari kisah (di mana) Nabi ( ﷺ ) berkata (kepada `Aisyah). "Jika kamu tidak bersalah, maka Allah akan menyatakan kamu tidak bersalah: tetapi jika kamu telah melakukan dosa, maka mintalah ampunan Allah dan bertobatlah kepada-Nya." `Aisyah berkata, "Demi Allah, aku tidak menemukan contoh untuk kasusku kecuali dari ayah Yusuf (ketika dia berkata), 'Maka (bagiku) kesabaran adalah yang paling tepat.'" Kemudian Allah menurunkan sepuluh ayat:-- "Sesungguhnya orang-orang yang menyebarkan fitnah itu adalah sekelompok dari kamu.." (24.11)
Siapakah ibu `Aisyah: Ketika aku bersama `Aisyah, `Aisyah demam, lalu Nabi ( ﷺ ) berkata, "Mungkin demamnya disebabkan oleh cerita yang diceritakan orang-orang (tentangnya)." Aku berkata, "Ya." Kemudian `Aisyah duduk dan berkata, "Contohku dan contohmu mirip dengan kisah Yakub dan putra-putranya:--'Tidak, tetapi pikiranmu telah mengarang cerita. Maka (bagiku) kesabaran adalah yang paling tepat. Hanya Allah (saja) yang dapat dimintai pertolongan terhadap apa yang kamu katakan.' (12.18)
Bab : Pernyataan Allah: "Dan perempuan yang di rumahnya itu berusaha membujuknya (untuk melakukan perbuatan jahat). Perempuan itu menutup pintu dan berkata, 'Mari, hai kamu.' Dia berkata, 'Aku berlindung kepada Allah (atau Allah melarang)'..." (QS. 12:23)
`Abdullah bin Mas`ud membaca, "Haita laka (Datanglah kamu)," dan menambahkan, "Kami membacanya sebagaimana diajarkan kepada kami."