Kitab Pemurnian

كتاب الطهارة

Bab : Pembatalan Wudu

Narasi Mu'awiyah (rad)

Rasulullah SAW bersabda: “Mata (ketika bangun) adalah tali anus (untuk menghentikan udara keluar), dan jika kedua mata tidur, tali dilepas.” [Dilaporkan oleh Ahmad dan At-Tabarani yang menambahkan, “Barangsiapa tidur harus berwudhu]”

Juga dilaporkan oleh Abu Da'ud menyebutkan penambahan di atas tanpa kata-kata “string dilepas”, tetapi kedua versi tersebut lemah.

Dan Ibnu Abbas (rad) menceritakan dalam sebuah hadis Marfu (yang dapat dilacak) bahwa

“Wudhu diperlukan bagi orang yang tidur sementara dia berbaring datar. [Dilaporkan oleh Abu Da'ud dan ada kelemahan dalam rantai narasinya].

Narasi Ibnu 'Abbas (rad)

Rasulullah SAW bersabda: “Setan datang kepada salah seorang dari kalian dalam shalat dan meniupkan udara di pantatnya, jadi dia membayangkan bahwa dia telah menyadari udara tetapi dia tidak melakukannya. ﷺ Maka jika ia merasa seperti itu, maka janganlah ia meninggalkan shalat kecuali ia mendengar suara (udara) atau mencium baunya. [Dilaporkan oleh Al-Bazzar].

Ini berasal dari Sahihain Bukhari dan Muslim seperti Hadis yang diceritakan oleh 'Abdullah bin Zaid.

Dan Muslim dilaporkan oleh Abu Huraira juga.

Ibnu Hibban juga melaporkan hadits di atas dengan versi

“Biarkan dia berkata dalam hatinya...”

Bab : Tata Cara Menjawab Panggilan Alam

Narasi Anas bin Malik (rad)

Rasulullah (ﷺ) biasa melepas cincinnya saat memasuki toilet. [Dilaporkan oleh Al-Arba'a dan itu cacat].

Narasi Anas (rad)

Rasulullah SAW (ﷺ) ketika memasuki toilet biasa berkata: [Allahumma inni a'udhu bika minal khubthi wal khaba'ithi] “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari setan - laki-laki dan perempuan (atau segala hal yang menyinggung dan jahat, perbuatan jahat dan roh jahat, dll.)” [Dilaporkan oleh As-Sab'a]

Narasi Anas (rad)

Setiap kali Rasulullah (ﷺ) pergi ke tempat rahasia, seorang hamba dan saya biasa membawa wadah air kulit dan tombak, dan dia akan membersihkan dirinya dengan air. [Disepakati].

Narasi Al-Mughira bin Syu'ba (rad)

Rasulullah (ﷺ) mengatakan kepada saya, “Ambil air kulit”, kemudian dia maju sampai dia menghilang dari saya dan merasa lega [Setuju]

Narasi Abu Huraira (rad)

Rasulullah SAW bersabda: “Jagalah dirimu dari dua hal yang menyebabkan kutukan yang menimpa orang yang meredakan dirinya di jalan manusia dan di bawah naungan.” ﷺ (Dilaporkan oleh Muslim)

Narasi Mu'adh (rad)

Beliau berkata: “Berjagalah terhadap tiga hal yang menyebabkan kutukan (yaitu) buang air besar di tempat air, di dasar jalan dan di tempat teduh.” (Dialihkan dari Abu Dawud)

Ahmad melaporkan dari Ibnu Abbas (rad) bahwa buang air besar dilarang juga di tempat air terkumpul. [Dan keduanya (yaitu hadis sebelumnya dan ini) memiliki kelemahan].

At-Tabarani juga menceritakan tentang otoritas Ibnu 'Umar (dengan rantai narasi yang lemah), larangan buang air di bawah pohon buah-buahan dan di tepi sungai yang mengalir.

Narasi Jabir (rad)

Rasulullah SAW (ﷺ) berkata: “Ketika dua orang pergi bersama untuk meringankan diri mereka sendiri, mereka harus menghilang dari satu sama lain dan tidak berbicara, karena Allah membenci hal itu”. [Dilaporkan oleh Ahmad; Ibnu As-Sakan dan Ibnu Al-Qattan menilai itu Sahih (suara) tetapi cacat].

Narasi Abu Qatada (rad)

Rasulullah SAW (ﷺ) berkata: “Tidak seorang pun boleh menyentuh uang sepeser pun dengan tangan kanannya saat buang air kecil, dan tidak boleh membersihkan dirinya (dari buang air besar atau air kecil) menggunakan tangan kanannya dan tidak boleh menghirup perkakas (yang dia minum).” [Disepakati. Versi ini adalah Muslim].

Narasi Salman (rad)

Rasulullah (ﷺ) melarang kita menghadap kiblat ketika buang air besar atau buang air kecil, atau membersihkan diri dengan tangan kanan, atau membersihkan diri dengan kurang dari tiga batu, atau membersihkan diri dengan kotoran atau tulang [Dilaporkan oleh Muslim].

Narasi Abu Ayub (rad)

Rasulullah SAW (ﷺ) “Jangan menghadap ke kiblat atau membelakangi kiblat saat buang air besar atau buang air kecil, melainkan berbelok ke arah timur atau barat”. [Dilaporkan oleh As-Sab'a]

Narasi 'Aisha (rad)

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa pergi untuk menghidupkan kembali dirinya, ia harus menyembunyikan dirinya”. ﷺ [Dilaporkan oleh Abu Da'ud].