Kitab Pemurnian

كتاب الطهارة

Bab : Tata Cara Menjawab Panggilan Alam

Narasi 'Aisha (rad)

Ketika Nabi (ﷺ) keluar dari rahasia, dia biasa berkata, “Ghufranaka (Ya Allah! Berilah aku ampunan-Mu)”. [Dilaporkan oleh Al-Khamsa, Abu Hatim dan Al-Hakim menilai itu Sahih (suara)].

Dan dalam versi Ahmad dan Ad-Daraqutni ditambahkan

“Bawakan aku lebih banyak (sesuatu selain kotoran)”].

Narasi Abu Huraira (rad)

Rasulullah (ﷺ) melarang kami menggunakan tulang atau kotoran untuk membersihkan dan berkata, “Kedua hal ini tidak menyucikan”. [Dilaporkan oleh Ad-Daraqutni yang menilai itu Sahih].

Narasi Abu Huraira (rad)

Rasulullah SAW bersabda: “Waspadalah terhadap (mengolesi) air seni, karena itu adalah penyebab utama hukuman di dalam kubur”. ﷺ [Dilaporkan oleh Ad-Daraqutni]

Al-Hakim melaporkan bahwa

“Buang air kecil adalah penyebab utama hukuman di kuburan”. [Rantaian narasinya otentik].

Narasi Suraqah bin Malik (rad)

Rasulullah (ﷺ) mengajarkan kita tentang toilet (tata krama) bahwa kita harus duduk dengan kaki kiri dan tetap tegak kaki kanan kita. [Dilaporkan oleh Al-Baihaqi melalui rantai narasi yang lemah].

Diriwayatkan 'Iesa bin Yazdad dari ayahnya (ra)

Rasulullah SAW (ﷺ) berkata: “Ketika salah satu dari kalian buang air kecil, dia harus mengosongkan penisnya tiga kali”. [Dilaporkan oleh Ibnu Majah melalui rantai narasi yang lemah].

Narasi dari Ibnu Abbas (ﷺ)

Nabi (ﷺ) bertanya kepada penduduk Quba bahwa apa yang membuat mereka mendapat pujian dari Allah dan mereka menjawab, “Kami menggunakan air setelah (membersihkan diri dengan) batu.” [Dilaporkan oleh Al-Bazzar dengan rantai narasi Da'if]

dan Asl (sumber asli) ada di Abu Da'ud dan At-Tirmidhi dan Ibnu Khuzaima menilai itu Sahih (suara) melalui Abu Huraira (rad) tanpa menyebutkan “batu”.]

Bab : Mengambil Ghusl (mandi) dan sila tentang ketidakmurnian seksual

Narasi dari Abu Sa'id Al-Khudri (rad)

dan asl (asal-usulnya) ada di Al-Bukhari.

Muslim menambahkan

“Bahkan jika dia tidak ejakulasi”.

Tambah Muslim

Umm Salama berkata, “Apakah ini terjadi (pada seorang wanita)?” Dia (ﷺ) berkata: “Ya, kalau tidak, dari mana kemiripan (seorang anak dengan ibunya) berasal?”

Narasi 'Aisha (rad)

Rasulullah (ﷺ) biasa mandi dari empat hal; setelah melakukan hubungan seksual, pada hari Jumat, setelah mengeluarkan darah dari tubuhnya dan setelah mencuci mayat. [Dilaporkan oleh Abu Da'ud dan Ibnu Khuzaima menilai itu Sahih (suara)]

Diriwayatkan Abu Huraira (rad) tentang kisah Thumama bin Usal ketika dia memeluk Islam

dan asal-usulnya adalah Al-Bukhari dan Muslim.

Narasi dari Abu Sa'id Al-Khudri (rad)

Rasulullah SAW (ﷺ) berkata: “Mandi pada hari Jumat adalah suatu keharusan bagi setiap orang dewasa”. [Dilaporkan oleh As-Sab'a].

Narasi Sumara (rad)

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa berwudhu pada hari Jumat telah melakukan kebaikan dan barangsiapa mandi, mandi lebih baik (baginya).” ﷺ [Dilaporkan oleh Al-Khamsa dan At-Tirmidhi menilai itu Hasan (adil).]

Narasi 'Ali (rad)

Nabi (ﷺ) biasa mengajarkan Al-Qur'an kepada kita kecuali ketika dia dalam keadaan tidak murni seksual. [Dilaporkan oleh Ahmad dan Al-Arba'a, ini adalah versi At-Tirmidhi yang menilai itu Hasan (adil). Dan Ibnu Hibban mengangkatnya sebagai Sahih (suara)].

A-Hakim menambahkan

“Wudhu membuat seseorang aktif untuk mengulangi (tindakan seksual).”

Narasi 'Aisha (rad)

Rasulullah (ﷺ) biasa tidur dalam keadaan kotor seksual tanpa menyentuh air. [Dilaporkan oleh Al-Arba'a, hadis ini cacat].

Narasi 'Aisha (rad)

Setiap kali Rasulullah (ﷺ) mandi setelah melakukan hubungan seksual, ia akan mulai dengan mencuci tangannya, kemudian menuangkan air dengan tangan kanan di tangan kirinya dan mencuci organ seksualnya. Dia kemudian akan melakukan wudhu, kemudian mengambil air dan mengalirkan jari-jarinya melalui akar rambut. Kemudian dia akan menuangkan tiga genggam di kepalanya, lalu menuangkan air ke seluruh tubuhnya dan kemudian mencuci kakinya. [Disetujui dan versi ini adalah Muslim]