Kitab Haji
كتاب مناسك الحج
Bab : Kewajiban Haji
“Rasulullah berkata kepada manusia dan berkata: “Allah Yang Maha Perkasa dan Mahakuasa telah memerintahkan kamu haji.” Seorang pria berkata: “Setiap tahun?” Dia tetap diam sampai dia mengulanginya tiga kali. Kemudian dia berkata: “Jika saya menjawab ya, itu adalah wajib, dan jika itu wajib, Anda tidak akan dapat melakukannya. Tinggalkan aku sendiri selama aku meninggalkanmu sendirian. Orang-orang yang datang sebelum kamu dibinasakan karena mereka terlalu banyak bertanya dan berselisih dengan nabi-nabi mereka. Jika Aku memerintahkanmu untuk melakukan sesuatu, maka ikutilah itu sebanyak yang kamu bisa, dan jika aku melarang kamu melakukan sesuatu maka hindari itu.”
Allah Maha Tinggi telah menetapkan haji bagimu. Al-Aqra' bin Habis At-Tamimi berkata: “Setiap tahun, wahai Rasulullah?” Tetapi dia tetap diam, lalu dia berkata: “Jika saya mengatakan ya, itu akan menjadi wajib, maka Anda tidak akan mendengar dan taat. Sebaliknya itu hanya satu haji.”
Bab : Kewajiban Umrah
“Ya Rasulullah, nasibku adalah orang tua dan dia tidak dapat melakukan haji atau umrah, dan dia tidak dapat melakukan perjalanan.” Beliau berkata: “Lakukan haji dan umrah atas nama ayahmu.” ()
Bab : Keutamaan Haji Al-Mabrur
Rasulullah SAW bersabda: “Haji al-Mabrur tidak membawa pahala selain surga, dan dari satu umrah ke umrah lainnya ada ampunan atas apa yang terjadi di antara keduanya.” (Shih)
“Haji Al-Mabrur tidak membawa pahala selain surga,” laporan itu sama kecuali bahwa dia berkata, “mengampuni apa yang terjadi di antara keduanya.”
Bab : Keutamaan Haji
Seorang pria bertanya kepada Nabi 'Wahai Rasulullah, perbuatan mana yang lebih baik? ' Dia berkata: “Jihad di jalan Allah.” Dia berkata: “Lalu apa?” Beliau berkata: “Kemudian haji Al-Mabrir.”
Rasulullah SAW bersabda: “Para tamu Allah ada tiga orang: ghazi, haji dan mu'tamir.”
“Jihad orang tua, muda, lemah, dan wanita, adalah haji dan umarah.” (Sahah)
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang berziarah ke rumah ini dan tidak melakukan fitnah atau berbuat dosa, maka ia akan kembali seperti yang dilahirkan oleh orang lain.” ()
“Aku berkata: “Wahai Rasulullah, janganlah kami pergi dan berjihad bersamamu, karena aku tidak berpikir ada perbuatan dalam Al-Qur'an yang lebih baik daripada jihad.” Beliau berkata: “Tidak ada yang terbaik dan terindah (jenis) jihad adalah haji ke rumah; haji Al-Mabrur. “(sahih)
Bab : Perawan Umrah
Rasulullah SAW bersabda: “Dari satu umrah ke umrah yang lain ada penebusan atas apa yang ada di antara keduanya, dan haji al-Mabrur tidak membawa pahala yang kurang dari surga.” ()
Bab : kebajikan atau melaksanakan haji dan umrah secara berurutan
Rasulullah SAW bersabda: “Lakukan haji dan umrah secara berurutan, karena mereka menghilangkan kemiskinan dan dosa seperti belang menghilangkan kekotoran dari besi.”
“Rasulullah SAW bersabda: “Lakukan haji dan umrah secara berurutan, karena mereka menghilangkan kemiskinan dan dosa seperti belang menghilangkan kekotoran dari besi dan emas dan perak, dan haji al-Mabrur membawa pahala yang tidak kurang dari surga.”
Bab : Haji atas nama orang yang meninggal yang bersumpah untuk melaksanakan haji
Seorang wanita bersumpah untuk melakukan haji tetapi dia meninggal. Saudaranya datang kepada Nabi dan bertanya kepadanya tentang hal itu, dia berkata: “Apakah kamu berpikir bahwa jika saudara perempuanmu berhutang, kamu akan melunasinya?” Dia menjawab: “Ya.” Beliau berkata: “Maka penuhilah hak Allah, sesungguhnya Dia lebih pantas dipenuhi hak-hak-Nya.”
Bab : Haji Atas Nama Orang Almarhum yang Tidak Melakukan Haji
“Istri Sinan bin Salamah Al-Juhani memerintahkan agar pertanyaan diajukan kepada Rasulullah tentang ibunya yang telah meninggal dan belum melakukan haji; apakah cukup baik jika dia melakukan haji atas nama ibunya? Beliau menjawab: “Ya. Jika ibunya berhutang dan dia melunasinya, bukankah itu cukup baik? Biarlah ia melakukan haji atas nama ibunya.”
Seorang wanita bertanya kepada Nabi tentang siapa yang telah meninggal dan dia tidak melakukan haji. Beliau berkata: “Lakukan haji atas nama ayahmu.”
Bab : Haji atas nama orang yang hidup yang tidak bisa duduk teguh di pelana
Seorang wanita dari Khath'am bertanya kepada Nabi pada pagi hari Hari Pengorbanan: “Wahai Rasulullah! Perintah Allah kepada hamba-hamba-Nya untuk melakukan haji telah datang, sementara ayah saya sudah tua dan tidak bisa duduk dengan kokoh di pelana. Dapatkah saya melakukan haji atas namanya?” Dia berkata: “Ya. “
(Rantaian lain) dengan laporan serupa yang diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas. ()
Bab : Umrah atas nama orang yang tidak mampu melakukannya
“Wahai Rasulullah! Ayahku adalah orang tua yang tidak bisa melakukan haji atau umrah, juga tidak bisa bepergian.” Dia berkata, “Lakukan haji dan umrah atas nama ayahmu.”