Komentar Kenabian tentang Al-Qur'an (Tafsir Nabi (saw))
كتاب التفسير
Bab : "Kami akan membuat jalan yang rata baginya untuk kejahatan." (Ayat 92:10)
Bab : Pernyataan Allah SWT: "Tuhanmu (Muhammad saw) tidak meninggalkanmu dan tidak membencimu." (QS. 93:3)
Suatu hari Rasulullah ( ﷺ ) jatuh sakit dan tidak dapat melaksanakan shalat malam (Tahajud) selama dua atau tiga malam. Kemudian seorang wanita (istri Abu Lahab) datang dan berkata, "Wahai Muhammad! Aku rasa setanmu telah meninggalkanmu, karena aku tidak melihatnya bersamamu selama dua atau tiga malam!" Atas hal itu Allah berfirman: "Demi waktu dzuhur dan malam ketika gelap, Tuhanmu (wahai Muhammad) tidak meninggalkanmu dan tidak membencimu." (93.1-3)
Bab : Firman Allah Ta’ala: “Tuhanmu (Muhammad saw) tidak meninggalkanmu dan tidak (pula) membencimu.” (QS. 93:1-3)
Seorang wanita berkata, "Wahai Rasulullah ( ﷺ )! Aku melihat temanmu telah menunda (menyampaikan Al-Qur'an) kepadamu." Maka diturunkanlah wahyu: "Tuhanmu (wahai Muhammad) tidak meninggalkanmu dan tidak membencimu." (93.1-3)
Bab
Ketika Nabi ( ﷺ ) sedang dalam perjalanan, ia membaca Surat at-Tini waz-Zaituni (95) di salah satu dari dua rakaat pertama shalat Isya.
Bab
(istri Nabi) Awal mula (wahyu Ilahi) kepada Rasulullah ( ﷺ ) adalah dalam bentuk mimpi yang benar dalam tidurnya, karena ia tidak pernah bermimpi tetapi ternyata mimpi itu benar dan jelas seperti siang hari yang terang. Kemudian ia mulai menyukai pengasingan, jadi ia biasa pergi menyendiri di gua Hira di mana ia biasa beribadah kepada Allah terus menerus selama beberapa malam sebelum kembali ke keluarganya untuk mengambil bekal (makanan) yang diperlukan untuk tinggal. Ia kembali ke (istrinya) Khadijah lagi untuk mengambil bekal (makanannya) juga, sampai suatu hari ia menerima Bimbingan saat ia berada di gua Hira. Seorang Malaikat datang kepadanya dan memintanya untuk membaca. Rasulullah ( ﷺ ) menjawab, "Saya tidak bisa membaca." Nabi ( ﷺ ) menambahkan, "Maka Malaikat itu memegangku (dengan kuat) dan menekanku dengan sangat keras hingga aku merasa tertekan. Kemudian ia melepaskanku dan kembali memintaku untuk membaca, dan aku menjawab, 'Aku tidak bisa membaca.' Kemudian ia memegangku lagi dan menekanku untuk kedua kalinya hingga aku merasa tertekan. Kemudian ia melepaskanku dan memintaku untuk membaca, tetapi sekali lagi aku menjawab. 'Aku tidak bisa membaca.' Kemudian ia memegangku untuk ketiga kalinya dan menekanku hingga aku merasa tertekan, lalu ia melepaskanku dan berkata, 'Bacalah, dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan (semua yang ada), telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah! Dan Tuhanmu Maha Pemurah. Yang telah mengajarkan (tulisan) dengan pena, telah mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." (96.1-5). Kemudian Rasulullah ( ﷺ ) kembali dengan pengalaman itu; dan otot-otot di antara leher dan bahunya gemetar hingga ia bertemu Khadijah (istrinya) dan berkata, "Selimutilah aku!" Mereka menyelimutinya, dan ketika ketakutannya telah berakhir, ia berkata kepada Khadijah, "Wahai Khadijah! Apa yang salah denganku? Aku takut sesuatu yang buruk akan terjadi padaku." Kemudian ia menceritakan kejadian itu. Khadijah berkata, "Tidak! Namun, terimalah kabar gembira ini! Demi Allah, Allah tidak akan pernah mempermalukanmu, karena demi Allah, engkau menjaga hubungan baik dengan sanak saudaramu, berkata benar, menolong orang miskin dan orang yang tidak mampu, menjamu tamu-tamumu dengan murah hati, dan membantu mereka yang tertimpa musibah." Khadijah kemudian membawanya kepada Waraqa bin Naufil, putra paman Khadijah dari pihak ayah. Waraqa telah memeluk agama Kristen pada Periode Pra-Islam dan biasa menulis dalam bahasa Arab serta menulis Injil dalam bahasa Arab sebanyak yang Allah kehendaki untuk ditulisnya. Ia sudah tua dan kehilangan penglihatannya. Khadijah berkata (kepada Waraqa), "Wahai sepupuku! Dengarkan apa yang akan dikatakan keponakanmu." Waraqa berkata, "Wahai keponakanku! Apa yang telah kau lihat?" Nabi ( ﷺ ) kemudian menggambarkan apa pun yang telah dilihatnya. Waraqa berkata, "Ini adalah Malaikat yang sama (Jibril) yang diutus kepada Musa. Andai saja aku masih muda." Ia menambahkan pernyataan lainnya. Rasulullah ( ﷺ ) bertanya, "Apakah orang-orang ini akan mengusirku?" Waraqa berkata, "Ya, karena tidak seorang pun yang membawa seperti apa yang telah kamu bawa, melainkan diperlakukan dengan permusuhan. Jika aku tetap hidup sampai harimu (ketika kamu mulai berkhotbah), maka aku akan mendukungmu dengan kuat." Namun beberapa saat kemudian Waraqa meninggal dan Wahyu Ilahi terhenti (terhenti) untuk sementara waktu sehingga Rasulullah ( ﷺ ) sangat berduka.
Ketika Rasulullah ( ﷺ ) berbicara tentang periode jeda dalam wahyu, beliau berkata dalam narasinya, "Suatu ketika ketika aku sedang berjalan, tiba-tiba aku mendengar suara dari langit. Aku mendongak dan melihat dengan heran, Malaikat yang sama seperti yang telah mengunjungiku di gua Hira. Dia sedang duduk di kursi antara langit dan bumi. Aku takut padanya dan kembali ke rumah dan berkata, Selimuti aku! Selimuti aku!" Maka mereka menyelimutinya dan kemudian Allah menurunkan wahyu: "Hai kamu, yang diselimuti! Bangunlah dan peringatkanlah, dan Tuhanmu akan mengagungkan, dan pakaianmu akan menyucikan dan mensucikan berhala." (74.1-5) Abu Salama berkata, "(Rijz) adalah berhala yang biasa disembah oleh orang-orang pada masa Jahiliyah." Setelah ini wahyu mulai turun secara sering dan teratur.
Bab : Firman Allah Ta’ala: “Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.” (QS. 96:2)
Awal turunnya wahyu Ilahi kepada Rasulullah ( ﷺ ) adalah dalam bentuk mimpi yang nyata. Malaikat datang kepadanya dan berkata, "Bacalah, dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan (segala yang ada), dan telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Dan Tuhanmu Maha Pemurah" (96.1,2,3)
Bab : Firman Allah SWT: "Bacalah, dan Tuhanmu Maha Pemurah." (QS. 96:3)
Awal turunnya wahyu kepada Rasulullah ( ﷺ ) adalah dalam bentuk mimpi yang nyata. Malaikat datang kepadanya dan berkata, "Bacalah! Dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan segala sesuatu, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Dan Tuhanmu Maha Pemurah, yang telah mengajarkan (tulisan) dengan pena. (96.1-4)
Bab : "Yang telah mengajarkan (tulisan) dengan pena." (QS. 96:4)
Nabi ( ﷺ ) kembali kepada Khadijah dan berkata, “Selimuti aku! Selimuti aku!” (Kemudian narator kedua meriwayatkan sisa narasi tersebut.)
Bab : Firman Allah SWT: "Jika dia (Abu Jahal) tidak berhenti, niscaya Kami akan tangkap ubun-ubunnya, ubun-ubun yang dusta dan penuh dosa." (QS. 96:15, 16)
Abu Jahal berkata, “Jika aku melihat Muhammad shalat di Kakbah, aku akan menginjak lehernya.” Ketika Rasulullah ( ﷺ ) mendengar hal itu, beliau bersabda, “Jika dia melakukannya, para Malaikat akan merenggutnya.”
Bab
Nabi ( ﷺ ) berkata kepada Ubai (bin Ka`b), "Allah telah memerintahkanku untuk membacakan kepadamu: 'Orang-orang kafir dari kalangan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tidak akan berhenti (dari kekafiran mereka)'. (Sura 98) Ubai berkata, "Apakah Allah menyebut namaku?" Nabi ( ﷺ ) berkata, "Ya." Mendengar itu, Ubai menangis.
Bab
Nabi ( ﷺ ) berkata kepada Ubai, "Allah telah memerintahkanku untuk membacakan Al-Qur'an kepadamu." Ubai bertanya, "Apakah Allah menyebut namaku kepadamu?" Nabi ( ﷺ ) berkata, "Allah telah menyebut namamu kepadaku." Mendengar itu, Ubai mulai menangis. (Narator kedua) Qatada menambahkan: Aku telah diberi tahu bahwa Nabi ( ﷺ ) membacakan: 'Orang-orang yang tidak percaya di antara ahli Kitab," ...kepada Ubai.
Bab
Rasulullah saw bersabda kepada Ubai bin Ka`b, "Allah telah memerintahkanku untuk membacakan Al-Qur'an kepadamu." Ubai berkata, "Apakah Allah menyebut namaku kepadamu?" ﷺ saw bersabda, "Ya." Ubai berkata, "Apakah aku telah disebut oleh Tuhan semesta alam?" Rasulullah ﷺ bersabda, "Ya." Kemudian Ubai pun menangis tersedu-sedu.
Bab : Firman Allah Ta’ala: “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat balasannya.” (QS. 99: 7)
Rasulullah ( ﷺ ) bersabda, "Kuda dipelihara karena tiga tujuan: Seseorang memeliharanya (di jalan Allah) untuk mendapatkan pahala di akhirat, yang lain memeliharanya sebagai sarana perlindungan, dan yang ketiga memeliharanya sebagai beban baginya. Adapun orang yang menjadikan kuda sebagai pahala, maka ia mengikatnya di jalan Allah, dan ia mengikatnya dengan tali panjang di padang rumput atau kebun, maka apa yang dimakan atau diminumnya di padang rumput atau kebun itu akan ditambahkan pada kebaikannya. Dan jika ia memutuskan talinya dan melompati satu atau dua bukit, maka ditulis baginya semua jejak kakinya dan kotorannya, dan jika ia melewati sungai dan meminum airnya, padahal pemiliknya tidak bermaksud untuk menyiraminya dari sungai itu, maka ia akan ditulis kebaikan untuknya. Maka kuda itu akan menjadi pahala bagi orang tersebut. Jika seseorang mengikat kuda untuk mencari nafkah dan menahan diri dari meminta bantuan orang lain, dan ia tidak meminta bantuan orang lain, maka ia akan mendapatkan pahala dari sungai itu. Janganlah melupakan hak Allah, yakni membayar zakatnya dan memberikannya untuk digunakan di jalan Allah, maka kuda itu akan menjadi sarana perlindungan baginya. Akan tetapi, jika seseorang mengikatnya karena sombong dan untuk pamer serta untuk menarik perhatian orang lain, maka kuda itu akan menjadi beban (dosa) baginya." Kemudian Rasulullah ( ﷺ ) ditanya tentang keledai. Beliau menjawab, "Tidak ada yang diwahyukan kepadaku kecuali ayat ini yang mencakup segalanya: "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat atom (atau semut yang paling kecil) niscaya akan melihat (balasan)-nya; dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat atom (atau semut yang paling kecil) niscaya akan melihat (balasan)-nya." (99.7-8)
Bab : "Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat balasannya." (QS. 99:8)
Nabi ( ﷺ ) ditanya tentang keledai, lalu beliau menjawab, "Tidak ada sesuatu pun yang diwahyukan kepadaku tentang keledai, kecuali ayat ini yang mencakup semuanya: "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat atom atau semut terkecil, maka dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat atom atau semut terkecil, maka dia akan melihat balasannya." (99.7-8)
Bab
Ketika Nabi ( ﷺ ) diangkat ke surga, beliau bersabda (setelah kembali), "Aku menemukan sebuah sungai yang tepiannya terbuat dari tenda-tenda mutiara yang berongga. Aku bertanya kepada Jibril. Apa ini (sungai)?" Ia menjawab, 'Ini adalah Kautsar.'
Aku bertanya kepada `Aisyah tentang ayat ini: --'Sesungguhnya Kami telah menganugerahkan kepadamu Al-Kautsar.' Ia menjawab, "Al-Kautsar adalah sebuah sungai yang telah diberikan kepada Nabi kalian, yang di tepinya terdapat (tenda-tenda) mutiara yang berongga dan perkakasnya tak terhitung banyaknya seperti bintang-bintang."